Sumsel Alami Deflasi 0,35 Persen per Mei 2025

SIARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada bulan Januari 2025 Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami deflasi sebesar 0,35 persen pada Mei 2025 atau lebih rendah dari inflasi Mei 2024 yang sebesar 0,06 persen.

Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto menjelaskan penyumbang terbesar deflasi di seluruh kabupaten/kota Sumsel yaitu komoditas holyikultura seperti cabai, bawang merah, bawang putih yang sempat mengalami penurunan.

“Sumsel mengalami deflasi 0,35 persen karena dorongannya dari sejumlah komoditas holtikultura seperti cabai, bawang merah, bawang putih yang sempat mengalami penurunan. Selain itu, ayam ras, angkutan udara, tarif pulsa dan tomat,” ujar Wahyu saat diwawancarau usai rilis inflasi pada, Senin (2/6/2025).

Baca Juga :  EPA Sriwijaya FC U-20 Terus Matangkan Tim: Latihan Intensif, Seleksi Ketat, dan Siap Tur Pulau Jawa

Menurutnya, sejumlah komoditas tersebut banyak dikonsumsi masyarakat dan kemudian kecenderungannya mengalami penurunan harga.

Kemudian, ia juga melaporkan inflasi di Sumsel secara year on year (yoy) yakni sebesar 2,33 persen. Secara tren inflasi tahunan pada periode tersebut cenderung mengalami penurunan.

“Pada April 2025, inflasi Sumsel sebesar 2,74 persen, bahkan jika dibandingkan Mei 2024 juga lebih rendah yaitu sebesar 2,98 persen,” jelasnya.

Ia menuturkan inflasi pada Mei didorong oleh hampir seluruh kelompok pengeluaran, kecuali pada kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Baca Juga :  Edrian Jenipur Sebut Sudah Seharusnya PMII Palembang untuk Melaksanakan Konfercab

Secara rinci untuk kelompok yang menyumbangkan inflasi terbesar meliputi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 1,05 persen dan perubahan harga hingga 14,28 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,57 persen dan inflasi 1,82 persen, serta kelompok transportasi yang memberikan andil 0,2 persen dan inflasi 1,54 persen.

“Untuk komoditas utamanya yaitu emas perhiasan, beras, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng dan ikan nila,” jelasnya.

Ia menambahkan beberapa catatan peristiwa yang yang memengaruhi tingkat inflasi Sumsel pada periode Mei 2025 mencakup penurunan harga BBM non subsidi, harga emas yang fluktuatif, penyesuaian tidak adanya diskon paket internet.

Baca Juga :  AirAsia Ajukan Penerbangan Internasional Rute Palembang-Malaysia ke Bandara SMB II

“Selain itu juga, harga beras yang relatif naik, karena terdapat peningkatan harga pada penyerapan gabah di tingkat produsen. Sementara untuk tingkat inflasi yoy tertinggi terjadi di Kabupaten Muara Enim yang sebesar 3,32 persen dan terendah di Lubuk Linggau sebesar 1,85 persen,” ucap dia.

    Komentar