Ingin Harga Tinggi, Koptan Diminta tidak Terikat dengan Tengkulak

Lahat472 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, LAHAT – Harga getah karet di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kian membaik. Hanya saja, di tingkat petani kenaikan masih berangsur. Hal itu, dikarenakan dikuasai oleh tengkulak.

Untuk itulah, apabila ingin harga karet tinggi, maka kelompok tani (Koptan) diminta tidak terikat dengan tengkulak.

Plt Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat, Vivi Anggraini, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Herman Suyanto membenarkan, untuk harga tengkulak di wilayah Eks Trans Kikim Tengah (Banyumas) kisaran Rp7.000 hingga Rp7.500 per kilogram.

Baca Juga :  Pria di Lahat Cabuli Anak Tiri yang Baru Berusia 5 Tahun

“Untuk Kikim Timur Rp8.000, di Eks Trans Senabing unit 1 sampai 5 dihargai Rp8.000 – Rp8.500, di Eks Trans Merapi Timur (Lematang Jaya) berkisar Rp9.000 – Rp11.000, dan di Pulau Panggung, Pajar Bulan Rp9.500,” terangnya, Senin (11/10/2021).

Dirinya menambahkan, dari harga yang disebutkan, memang masih jauh jika dibandingkan dengan Kota Prabumulih, OKI, OI dan Banyuasin. “Memang pihaknya terus mengupayakan kenaikan, sehingga petani karet benar-benar sejahtera,” ungkap Herman.

Herman menerangkan, terpenting kelompok tani (Koptan) jangan terikat dengan tengkulak. Melainkan diarahkan permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) baik di Bank BRI, Mandiri, SumselBabel dan BNI.

Baca Juga :  Usai Jadi Spiderman, Babinsa Tunggangi Dinosaurus Demi Anak Mau di Vaksin

“Dengan demikian, dapat menguatkan orientasi pasar supaya hasil panen, menunggu harga yang lebih baik, lalu menghidupkan kembali UPPD dan meningkatkan kualitas produk bokar, kebersihan dan larutan pengentalannya,” jelasnya. (ANA)

    Komentar