Survei Kepemilihan Masyarakat 57, 2 Persen, Elektabilitas Paslon Slamet – Alfi Unggul

SUARAPUBLIK.ID, BANYUASIN -Elektabilitas Pasangan Calon Bupati Kabupaten Banyuasin Slamet Somosentono dan Calon Wakil Bupati Alfi Rustam (Paslon Selfi) menurut hasil Riset Opini Publik dari Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) unggul jauh dari Paslon Petahana Askolani dan Netta Indian.

Riset opini publik yang dilakukan mengenai persepsi masyarakat Banyuasin yang akan berlangsung pada 28 Juli 2024-5Agustus 2024. Survei dilakukan terhadap 1000 orang yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error survei sebesar 3,5% dan tingkat kepercayaan mencapai 95%.

Dari hasil Survei LKPI, tingkat Elektabilitas dengan simulasi head to head Pasangan Slamet Somosentono-Alfi Rustam berada di urutan teratas dengan 47,9% dengan Askolani-Netta Indian sebanyak 42,7% dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 9,4%.

Togu Lubis, Direktur Eksekutif LKPI menjelaskan, Pada Simulasi dengan pertanyaan tertutup Ketika responden ditanyakan dari bakal dua pasangan Bupati dan Wakil Bupati yaitu Askolani-Netta Indian jika berhadapan dengan pasangan Slamet Somosentono – Alfi Rustam, hasilnya masyarakat Banyuasin memilih pasangan Slamet Somosentono – Alfi Rustam unggul hingga 57,2% tingkat keterpilihannya sedangkan Askolani – Netta Indian hanya dipilih sebanyak 33,1% dan selebihnya 9,7 tidak memilih.

“Tak hanya itu, kami juga menguji tingkat popularitas dan akseptabilitas bakal calon. Hasilnya tingkat pengenalan masyarakat terhadap bakal calon Askolani memang lebih tinggi dari Slamet Somosentono, dimana tingkat popularitas Askolani mencapai 88,2% dan Slamet Somosentono hanya 78,8% namun dari sisi kesukaan dan penerimaan oleh masyarakat Kabupaten Banyuasin sebagai Bupati, Slamet Somosentono jauh lebih tinggi dari Askolani dimana tingkat akseptabilitasnya mencapai 89,8% sedangkan Askolani hanya 42,2%,” Terangnya.

Lanjut Togu mejelaskan jika survei didapati LKPI, bahwa popularitas Askolani yang cukup tinggi hingga 88,2%, akibat adanya pemberitaan mengenai masalah rumah tangga Askolani yang menjadi buah bibir di Masyarakat. Apalagi Sebanyak 94,7% responden mengetahui permasalah rumah tangga Askolani karena permasalahan tersebut sampai dilaporkan ke POLDA Sumsel dengan dugaan menikah tanpa Izin. Terlebih lagi adanya laporan dari Wanita asal Jakarta terhadap Askolani karena menggugat cerai Istri Sah-nya bernama dr Sri Fitriani.

“Ketika dilakukan pertanyaan tertutup mendalam, permasalahan tersebut menyebabkan rendahnya tingkat penerimaan dan kesukaan masyarakat pada Askolani. Dalam hal popularitas Askolani walaupun sangat tinggi namun masuk kategori popularitas perceived karena reputasinya yang kurang positif dan merugikan perilaku pribadinya Contohnya, terkenal karena kasus dilaporkan ke aparat hukum, arogansinya terhadap kaum hawa dan perilaku minor lainnya,” ungkapnya.

Berbeda dengan popularitas Slamet Somosentono dimasyarakat Banyuasin masuk dalam kategori Sosiometrik dimana muncul dari daya tarik individu yang disukai karena berbagai sifat baiknya dan perilakunya sebagai pemimpin dimasyarakat, memiliki kemampuan personal, memiliki empati dan sering membantu orang lain.

“Dalam ranah praktis, popularitas Sosiometrik ini mengarah pada satu Konstruk kesukaan atau akseptabilitas pada bakal bupati Banyuasin,” terangnya kembali.

Korelasi antara tingkat Popularitas dan Akseptabilitas bakal Calon Bupati Banyuasin terhadap tingkat elektabilitas ditemukan dalam survei dimana dalam simulasi pertanyaan terbuka kepada responden, siapa yang akan dipilih sebagai Bupati Banyuasin antara Askolani dan Slamet Somosentono maka hasilnya Askolani hanya dipilih sebanyak 38,4% dan Slamet Somosentono dipilih sebanyak 47,6%, dan 14% belum menentukan pilihan.

Selain itu, Hasil survei menunjukan bahwa di Kabupaten Banyuasin masyarakat yang diwakili responden yang tahu akan adanya PILBUP 2024 mencapai 75,7% dan yang tidak tahu.

    Komentar