SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Untuk mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang BARI, telah melakukan beberapa tahapan dan persiapan.
Direktur RSUD Palembang BARI, Dr Hj Makiani SH MM MARS melalui Wakil Direktur Pelayanan, dr. Amalia, M.kes mengatakan, pihaknya telah menerapkan beberapa sistem pencegahan dan penanganan.
“Pertama dimulai dari instalasi gawat darurat dengan menyiapkan alur khusus untuk penanganan kasus kegawatdaruratan Mpox sesuai dengan pedoman yang ada dalam Kementerian Kesehatan,” ujar dr Amalia, didampingi Humas RSUD Palembang BARI, Ruly Apriadi.
Amalia menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang sudah dibekali peningkatan pengetahuan dan kompetensi tentang Mpox itu sendiri.
“Setelah SDM mengetahui mereka akan mampu mengatasi dan mengetahui bagaimana melakukan penanganan di Instalasi Gawat Darurat (IGD),” tambahnya.
Selain itu, Amalia menyatakan, RSUD Palembang BARI menyiapkan berupa ruang isolasi di IGD berupa sarana dan prasarana yang lengkap dan juga APD – APD yang sesuai dengan penanganan Mpox
“Selain isolasi, juga menyiapkan ruangan perawatan rawat inap dengan standar ruangan isolasi untuk mengatasi Mpox,” jelasnya.
RSUD Palembang BARI juga menyiapkan protokol standar keamanan didalam penanganan Mpox yang sudah kita adopsi dari pedoman Kementerian Kesehatan dan dari Dinas Kesehatan.
“Menyiapkan tim survei langsung RSUD Palembang BARI dalam rangka untuk mencatat epidemiologi kasus-kasus Mpox yang ada jika ditemukan RSUD Palembang BARI dan akan melaporkan secara rutin kepada Dinas Kesehatan,” ujarnya.
Menurut Amalia, upaya yang telah dilakukan dalam penanganan Mpox adalah menyebarluaskan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang apa itu Mpox, bagaimana cara pencegahan dan penanganannya, baik melalui media sosial maupun media lainnya.
“Sampai saat ini kita belum menemukan pasien yang terduga Mpox atau cacar monyet di RSUD Palembang BARI,” ucapnya.
Mengenai gejala tanda pasien Mpox, Amalia menjelaskan, pasien pertama mengalami demam, sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, dan dua sampai tiga hari akan mengalami demam.
Selanjutnya akan timbul ruam kemerahan dan lenting yang berisi biasanya cairan jernih yang biasa timbul didaerah kulit yang terinfeksi, seperti tangan dan akan menyebar ke kaki dan tempat yang terinfeksi di kulit.
“Selain itu juga ada pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, sehingga kesulitan akan makan, itu biasanya gejala yang kita temukan pada pasien Mpox atau cacar monyet,” katanya.
Untuk penularan terjadi ada dua, virus didapat dari monyet yang terinfeksi yang menyebar kepada manusia dan kedua bisa dari manusia ke manusia.
“Penularan melalui kontak erat langsung, misalnya melalui sentuhan fisik, hubungan sexual, selanjutnya kita bisa terinfeksi dari sebuah benda yang sudah ada virusnya, bisa melalui ketemu dengan orang luar dari wilayah atau negara yang terjangkit wabah Mpox,” tuturnya. (ANA)
Komentar