PLN Siap Bangun Gardu Listrik Tanjung Api-api hingga Tanjung Carat

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – PT PLN Unit Induk Wilayah Sumsel, Jambi dan Bengkulu (UI WS2JB), menargetkan Desember 2021 ini sambungan gardu listrik yang menghubungkan antara Pelabuhan Tanjung Api-api hingga Tanjung Carat Kabupaten Banyuasin, tersambung aliran listrik.

“Tanjung Api-api (lokasi) gardu induknya, dan tanjung carat lending poinnya. Karena antara selat ada dataran lending poinnya, yakni Pulau Sumatera dan Pulau Bangka. Tanjung Carat itu lending poinnya di Sumatera,” ujar General Manager PT PLN UI WS2JB, Bambang Dwiyanto saat acara media gathering PLN dan media di Santika Premier Hotel Palembang, Rabu (29/9/2021).

Bambang menambahkan, PLN telah menyiapkan kapasitas listrik sebesar 100 Mega Watt pada tahap pertama di Provinsi Bangka. Mengingat, kebutuhan daftar tunggu listrik dari masyarakat memang perlu diutamakan.

“Kapasitas listrik tahap pertama 100 MW untuk memenuhi kebutuhan di Bangka, karena yang di sana ada daftar tunggu orang minta listrik, kemudian nanti ada tahap berikutnya untuk Sumatera,” katanya.

Menurut Bambang, PLN sangat mensupport dan mendukung proyek pelabuhan Tanjung Carat yang bakal di bangun di Bumi Sriwijaya, baik konstruksi, pembangunan maupun dari segi operasional pelabuhannya.

“Kita sangat support dan dukung sekali pelabuhan tanjung Carat, dan ini sudah kita sampaikan kepada Gubernur Sumsel, Herman Deru,” ungkapnya.

Lebih lanjut Bambang mengakui, tidak ada kesulitan untuk penyambungan gardu aliran listrik Pelabuhan Tanjung Carat dan Tanjung Api-api. Karena jauh sebelumnya gardu di Tanjung Api-api telah disiapkan.

“Tidak ada kesulitan, nanti dari gardu itu sama, gardu induk tanjung api-api itu memang sudah disiapkan lama, tapi waktu itu ternyata kawasan ekonominya yang belum disiapkan, sehingga belum begitu banyak menyerap energi,” katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah kerjanya, pihaknya terus menjangkau sampai ke seluruh pelosok. Meskipun tantangan geografis daerah yang jauh dan medan jalan yang sulit dijangkau.

“Kita terus menjangkau saudara kita di seluruh pelosok, tapi tantangannya adalah secara geografis daerahnya jauh, atau jalannya belum bagus, sehingga kita mau narik jaringan kesana belum bisa. Atau melewati hutan lindung perlu izin khusus dari pusat,” terangnya. (Nat)

    Komentar