SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Ikan Belida khas Sungai Musi punya cara unik untuk berkembang biak. Saat masa reproduksi, ikan dengan nama latin Chitala Lopis itu butuh waktu yang lama untuk merasa cocok satu sama lain.
Hal itu dijelaskan Peneliti senior Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) Agus Priyadi. Tak hanya itu, telur ikan Belida juga memiliki waktu menetas yang berbeda dibandingkan telur ikan lainnya, yang bisa menetas dalam waktu 24 jam. Khusus ikan belida, butuh waktu hingga tiga hari untuk jadi larva ikan.
Ikan Belida jenis Chitala Sp. pun sudah dilindungi dan mendapat perhatian serius pemerintah sejak 2018. Dulunya ikan ini sering ditangkap untuk dikonsumsi oleh masyarakat dan diolah menjadi Pempek atau Kerupuk khas Palembang. Namun, saat ini populasinya semakin langka dan akhirnya masuk ke kategori punah secara Internasional sesuai rilis IUCN Redlist dan kategori hewan yang dilindungi secara Nasional pada Kepmen KP No.1 tahun 2021 & Peraturan Presiden No.34 tahun 2022.
Hal inilah yang melatarbelakangi berbagai elemen untuk turun tangan dan mengambil peran dalam rangka menyelamatkan endemik khas Paparan Sunda (Sundaland).
Dikutip dari Wikipedia, Sundaland adalah suatu wilayah biogeografis di Asia Tenggara yang juga mengacu kepada sebuah daratan yang lebih luas yang pernah ada selama 2,6 juta tahun ketika permukaan air laut lebih rendah.
Salah satu perusahaan yang beroperasi di bantaran Sungai Musi di Palembang, tepatnya di Kecamatan Plaju, PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III turut mengambil tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) supaya Belida tetap lestari.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju Siti Rachmi Indahsari mengatakan Kilang Pertamina Plaju memiliki komitmen untuk mendukung keberlanjutan lingkungan hidup dan pelestarian keanekaragaman hayati. Terlebih, populasi ikan belida mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir.
“Eksploitasi belida melalui konsumsi berlebih hingga aktivitas perburuan yang berlebihan menjadi perhatian kami sehingga dibutuhkan sinkronisasi dari pihak terkait yang ahli di bidangnya agar program dapat berjalan secara optimal,” katanya, Kamis (6/6/2024).
Lewat program Belida Musi Lestari, Kilang Pertamina Plaju mendukung penuh upaya penelitian dan konservasi Belida dengan secara kolaboratif menggandeng BRIN dan Universitas PGRI Palembang.
Adapun rincian kerja samanya yaitu BRIN sebagai mitra riset dan publikasi ilmiah sementara Universitas PGRI Palembang sebagai pengembangan area kolam konservasi. Ikan Belida adalah salah satu jenis ikan endemik di Indonesia (paparan sunda) yang merupakan penghuni perairan Sungai Musi dan anak sungai yang lain.
“Mimpi kita bersama, bahwa suatu saat Ikan Belida akan kembali berenang bebas di Sungai Musi,” ucap Rachmi.
Sebagai satu-satunya perusahaan di Sumatera Selatan yang melakukan kegiatan riset dan konservasi Belida Chitala Lopis, Kilang Pertamina Plaju, ujar Rachmi, berkomitmen dalam peningkatan populasinya agar terus lestari hingga masa mendatang.
“Kami ingin ikan belida yang menjadi ikon Sumsel ini tidak hanya menjadi legenda yang hanya diceritakan. Ikan belida harus tetap lestari hingga anak cucu kita juga mengenalnya,” lanjut dia.
Pada tahun 2023, program riset konservasi sudah berhasil merescue ikan Belida dari Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Jawa Tengah serta sudah teridentifikasi keragaman morfologi dan genetiknya.
Kemudian di tahun 2024 ini, program akan berfokus pada optimasi reproduksi induk ikan Belida melalui suplementasi hormonal & ekspresi gen GH dan IGF.
Upaya riset konservasi ikan Belida menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga kini jumlah indukan ada 75 ekor, G1 remaja sejumlah 13 ekor, G1 benih 16 ekor (Chitala lopis) dan putak 154 ekor (Notopterus notopterus).
Dalam risetnya, Kilang Pertamina Plaju bersama BRIN dan Universitas PGRI Palembang terus mendorong adanya inovasi dengan perkawinan semi-buatan dan kriokonservasi bank semen ikan Belida & Putak.
Lewat pelestarian Belida, Kilang Pertamina Plaju turut mendukung capaian Tujuan Pembangunan Bekelanjutan (SDGs) yakni poin 14.
Poin tersebut tentang Kehidupan Bawah Air yang melibatkan kegiatan rehabilitasi ekosistem air, termasuk perlindungan sungai Musi dan pelestarian spesies ikan belida yang terancam punah.
Selain itu, Kilang Pertamina Plaju menerapkan kebijakan tata kelola yang baik dengan memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari operasinya, serta menjaga komunikasi terbuka dengan berbagai pihak.
Melalui program ini pula perusahaan juga berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, selaras dengan SDGs dan prinsip ESG.
Komentar