SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Perkembangan di era digital tidak hanya memudahkan masyarakat mencari informasi. Namun, juga menghadirkan solusi baru untuk masalah percintaan.
Seperti yang dilakukan oleh empat mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komputer jurusan Teknik Informatika Universitas Sriwijaya (Unsri). Keempat mahasiswa ini membuat Artificial Intelligence (AI) cari jodoh.
“Penerapannya (basis AI) pakai neuoral network, metode cara kerjanya seperti otak manusia,” ungkap Muhammad Fadly sembari menunjukkan cara kerja AI cari jodoh, Selasa (17/12/2024).
Fadly bersama tiga temannya Sevira Destiany Putri, Muhammad Rafi Yuza dan Virnaldias Agung Damarjati sengaja membuat AI cari jodoh untuk bisa bertemu cinta di era digital zaman digitalisasi.
Al canggih ini mampu menganalisis data pengguna dan memberikan rekomendasi pasangan yang paling cocok berdasarkan minat, hobi dan kepribadian.
“Penerapan AI ini memiliki akurasi masing-masing sesuai dari sistem kerja pembuat AI,” ujar Fadly.
Menurut Fadly, pemahaman AI saat ini sangat penting diketahui publik agar Sumber Daya Manusia (SDM) tidak kalah saing dengan sistem machine learning (ML).
Cara kerja AI Cari jodoh, bisa diakses umum melalui laman https://padlyyi.pythonanywhere.com/ ketika seseorang berkunjung ke alamat website tersebut, pengunjung diberikan pilihan data untuk menginput sesuai kriteria yang dimiliki. Kemudian AI otomatis menganalisa, apakah data yang diinput sesuai yang diharapkan. Jika cocok, maka AI langsung memberi akses informasi sosial media (sosmed) pembuat AI.
“Jadi AI ini bisa menentukan jodoh yang cocok buat saya dari sistem yang telah diinput lewat proses traning dan penyimpanan model,” kata Fadly.
Pembuat AI cari jodoh lanjut Fadly, bisa terbantu mencari pengguna website menemukan pasangan sesuai tipe. Bagi pengguna yang ingin mencoba cukup mengisi data, kemudian sistem mencocokan data-data calon pasangan yang telah diinput.
“Website bisa diakses semua orang, untuk aplikasi (pengembangan AI) sementara belum tapi kedepan sudah ada rencana,” jelas Fadly.
Kata Sevira, pembuatan AI cari jodoh terinspirasi dari kebingungannya mendapatkan pasangan yang sesuai tipe.
“Selama ini tuh banyak, yang deket sama siapa, tapi ternyata gak ada yang cocok. Harapannya dari bikin ini (AI cari jodoh) bisa ketemu orang yang tepat,” kata Sevira.
Proses pembuatan AI cari jodoh oleh mahasiswa Unsri ini tak terlepas dari pendampingan Konsultan Teknologi Informasi di Palembang. Menurut Ceo Cyborg IT Center (kursus pemrograman komputer) Johan Wijaya sebagai pengamat teknologi, dia menilai kemampuan mahasiswa dari hasil karya AI cari jodoh membuktikan bahwa kini keterkaitan teknologi kecerdasan buatan dan SDM sangat lekat.
“AI cari jodoh ini dengan metode pengajaran dasar tentang jaringan syaraf tiruan. Ini menggunakan neuoral network dengan tujuan fase belajar. Pengerjaan (AI cari jodoh) ini sekitar satu mingguan lebih,” kata Johan.
Menurut Johan, zaman modernisasi saat ini, integrasi AI dan manusia menang mengalami pengembangan pesat, apalagi dalam level generatif AI yang sudah bisa membuat konten khusus. Namun yang penting ditekankan dalam penerapan AI adalah, penggunaan AI seperti pisau bermata dua.
“AI bisa membantu dan menghancurkan. Adanya AI ini tentu menimbulkan distraksi. Tapi tetap harus yang diambil dari sisi poaitif. Karena tak bisa dipungkiri kita harus mengikuti perkembangan zaman dan AI memang membantu kegiatan sehari-hari,” terang Johan.
Sejatinya kecerdasan buatan atau AI terus berinovasi dan berkembang pesat dan dibuat untuk memecahkan masalah dan menjadi solusi. Kemampuan AI dibentuk meniru kemahiran SDM dari gabungan mesin komputer dan otak manusia.
Jenis AI dikategorikan sesuai kemampuan, level paling dasar Artificial Narrow Intelligence (ANI), kemudian selanjutnya, Artificial General Intelligence (AGI) dan terakhir Artificial Super Intelligence (ASI) atau kecerdasan super buatan yang saat ini pengembangannya dalam tahap hipotesis. (ANA)
Komentar