SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Penyebab tewasnya Irohmin (22) di dalam sel tahanan Rutan Kelas I Palembang, masih menjadi misteri. Dinyatakan meninggal dunia karena sakit, keluarga korban justru merasa janggal.
Sebelumnya, Kanwil Kemenkumham Sumsel menyatakan, tahanan titipan Kejaksaan dalam kasus pengeroyokan tersebut, meninggal dunia dikarenakan sakit. Namun, pihak keluarga masih belum sependapat.
Rusnawati (67), ibu kandung Irohmin, masih tidak terima anaknya dinyatakan sakit. Sebab, keluarga melihat ada beberapa luka di kepala bagian belakang dan memar di kening.
“Di kepala belakang keluar darah di keningnya benjol membiru. Terus tiga jarinya juga biru. Saya tidak terima karena anak saya mati dalam keadaan tidak wajar,” kata Rusnawati, ditemui di kediamannya di Jalan Perjuangan, Kelurahan Karya Baru, Kecamatan Alang-alang Lebar, Senin (12/8/2024).
Bahkan, kata Rusnawati, beberapa luka di kepala sang anak masih mengeluarkan darah saat jenazah dimandikan. “Kami masih menduga kemungkinan besar anak saya meninggal karena dibunuh,” ungkapnya.
Rusnawati menyebut, sebelum meninggal sang anak sempat menghubungi kakaknya, meminta dikirimi uang sebesar Rp350 ribu. Tujuannya, agar ia bisa keluar dari kamar karantina yang ada di Rutan. Irohmin baru sekitar satu atau dua minggu ditahan di Rutan.
“Dia (Irohmin) sempat menelpon sambil menangis kalau nyawanya terancam di dalam penjara. Ia minta dikirimi uang Rp350 ribu agar bisa dapat kamar dan tidak lagi di dalam kamar karantina,” terang Rusnawati.
“Kakanya (Irohman) mengirimkan uang Rp350 ribu di transfer lewat dana,” tambah Rusnawati.
Sebelum masuk ke rumah sakit, salah seorang kakak almarhum ditelpon petugas Rutan yang mengatakan kalau Irohmin dibawa ke rumah sakit.
“Dan sekitar jam 3 malam kami dapat kabar dari rumah sakit, kalau dia sudah meninggal dunia,” jelas Rusnawati.
Untuk diketahui, sebelumnya Irohmin sempat ditahan di Polsek Ilir Timur II dan ditangkap karena kasus pengeroyokan. “Sebelum pindah dari tahanan polisi ke Rutan dia sehat, tidak ada mengeluh apa-apa,” terang Rusnawati.
Dengan meninggalnya Irohmin secara tidak wajar, pihak keluarga menuntut keadilan kepada pihak Rutan, dan harus bertanggungjawab korban. Keluarga berencana akan membuat laporan ke pihak kepolisian setelah hasil autopsi keluar.
“Kami minta keadilan untuk mengusut tuntas kematian anak saya, karena matinya tidak wajar. Kami juga akan melapor ke Polda Sumsel setelah hasil autopsi anak saya keluar,” tegas Rusnawati.
Terpisah, Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait tewasnya Irohmin. “Masih dilakukan penyelidikan,” kata Anwar. (ANA)
Komentar