SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meresmikan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yakni Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Indralaya – Prabumulih garapan PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) sepanjang 64,5 km, dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Sumatera Selatan, pada hari ini Kamis (26/10).
Untuk pertama kalinya, peresmian ruas tol ini bulan dilakukan di Gerbang Tol melainkan di Titik Nol Tol Indralaya – Prabumulih. Dalam peresmian ini, Presiden RI didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Basuki Hadimuljono, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni, Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar, pH Walikota Prabumulih Elman, dan Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengatakan bahwa tol ini merupakan bagian dari 2.800km jalan tol di Sumatera yang sedang dibangun oleh pemerintah, dimana akan meningkatkan kecepatan mobilitas barang dan jasa sehingga daya saing menjadi semakin baik. Ia juga menekankan betapa pentingnya peningkatan infrastruktur yang akan terus dilanjutkan oleh pemerintah agar dapat bersaing dengan negara-negara lain, yang pembangunannya dapat melalui APBN, BUMN, hingga swasta.
“Tol Indralaya – Prabumulih sepanjang 64,5km telah selesai dan segera dioperasikan. Jalan tol ini sudah dibangun sejak 2019 dengan medan yang tidak mudah, utamanya di Sumatera Selatan dengan biaya investasi Rp 12,5 Triliun. Investasi memang besar, tetapi manfaat bagi negara dan rakyat akan sangat luar biasa kalau kita bisa menaikkan produktivitas yakni dengan menyambungkan jalan tol ke kawasan pertanian, pariwisata, perkebunan, industri, maka manfaatnya akan sangat besar sekali,” tutur Jokowi.
Meskipun terjadi percepatan yang luarbiasa dari pembangunan infrastruktur. Namun, Presiden menjelaskan jika pembangunan saat ini masih jauh dari kurang.
“Sampai saat ini kita membangun 2040 km jalan tol yang baru ditambah yang lama 780 km, artinya baru 2800 KM tol di Indonesia. Betapa masih sangat jauhnya daya saing jika dibandingkan dengan Republik Rakyat Cina yang memiliki 280 Ribu KM Tol. Itulah yang ingin kita kerjakan agar kita bisa bersaing dengan negara lain, stok infrastruktur harus kita tingkatkan, pembangunan demi pembangunan tetap berjalan baik melalui BUMN, Swasta, Pemerintah,” tegasnya.
Komentar