Manajemen Sumber Daya Keluarga dalam Menghadapi Transformasi Digital di Bidang e-Commerce

Opini56 Dilihat

Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc
Syaima Hafshah H, Tania Novelania, Suci Ramadhani, Theofany Grace G
(Kelompok 18)

DEWASA ini, penggunaan internet telah merambat ke berbagai sektor industri. Hal ini sejalan dengan terjadinya transformasi digital besar-besaran yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data BPS (2021), pengguna internet di Indonesia telah meningkat dari 25,37 persen pada tahun 2016 menjadi 53,73 persen pada tahun 2020.Salah satu perkembangan dari penerapan teknologi serta internet di bidang ekonomi adalah munculnya platform e-commerce.

Sebanyak 88,1% pengguna internet di Indonesia telah menggunakan layanan e-commerce. Dalam skala yang lebih luas, penerapan e-commerce tidak hanya sebatas penyediaan barang berupa produk, namun juga terkait layanan jasa. Penggunaan e-commerce memberikan dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya yaitu menimbulkan sifat konsumtif, boros, dan rawan penipuan. Dampak positif adanya e-commerce yaitu mempercepat konsumsi, memudahkan para konsumen, dan menghemat tenaga serta waktu. Melihat perkembangan e-commerce yang semakin pesat, penting bagi individu untuk mengetahui cara mengelola atau me-manage sumber daya yang dimilikinya agar mendapatkan hasil yang paling maksimal dengan cara se-efisien mungkin. Salah satu sumber daya yang perlu dikelola adalah sumber daya keluarga yang dimiliki. Tulisan ini akan mendiskusikan tentang peran manajemen sumber daya keluarga dalam menghadapi transformasi digital di bidang e-commerce.

Deacon dan Firebaugh (1988) dalam Herawati et al. (2011) mengartikan manajemen sumberdaya keluarga sebagai upaya pencapaian tujuan dengan merencanakan dan melaksanakan penggunaan sumberdaya oleh keluarga dan anggotanya. Sumberdaya yang perlu dikelola oleh keluarga terdiri dari tiga jenis, yaitu manusia, materi, dan waktu. Sumber daya manusia pada keluarga dilihat dari segi fisik, mental, serta pendidikan keluarga. Sumber daya materi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dimiliki keluarga seperti aset-aset, hewan, perhiasan, dan harta kekayaan lain. Sumber daya waktu perlu dikelola dengan baik agar semua kebutuhan keluarga terpenuhi dalam waktu yang sangat terbatas.

Tantangan Keluarga dalam menghadapi transformasi digital di bidang e-commerce
1. Konsumtif
Kemudahan berbelanja secara online di marketplace membuat seseorang lebih mudah dan praktis untuk berbelanja sehingga terjadi peningkatan kegiatan jual beli dalam keluarga. Perilaku pola konsumsi yang konsumtif cenderung boros dan tidak didasarkan kebutuhan dapat mengancam keseimbangan dan kestabilan keuangan keluarga. Dahlan (dalam Sumartono, 2002) perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar besarnya, serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata.

2. Adaptasi dengan Teknologi Baru
Keterampilan digital seperti menggunakan gawai, mengakses e-commerce, serta literasi menjadi dasar yang diperlukan untuk melakukan perbelanjaan secara online. Tantangan lainnya akibat gaptek adalah minimnya pengetahuan dalam mengakses internet untuk memasarkan produk dari sisi penjual; permasalahan biaya, seperti penambahan ‘ongkos kirim’ dari sisi pembeli, fitur aplikasi yang rumit dan sulit dipahami.
3. Memilih produk
Dampak negatif selama menggunakan e-commerce adalah barang yang dibeli tidak sesuai dengan ekspektasi. Pada website resmi Tokopedi.com memberi tips kepada konsumen saat berbelanja online agar aman dan terhindar dari penipuan.
a. Cari tahu reputasi penjual
b. Cek ulasan produk
c. Apakah harganya masuk akal?
d. Baca diskripsi produk
e. Cermati syarat dan ketentuan
f. Hindari transfer langsung
g. Simpan bukti pembayaran
h. Pastikan keamanan perangkat
i. Cek paket dan hilangkan jejak data

Peran manajemen sumber daya dalam menghadapi transformasi digital dalam bidang e-commerce
Dalam menghadapi transformasi digital, diperlukan manajemen sumber daya dalam keluarga. Mengelola sumber daya keluarga sangat penting untuk membantu setiap anggota keluarga dalam mengembangkan kerja sama dan saling membangun karena sumber daya keluarga merupakan modal untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Sumber daya keluarga terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya waktu, dan sumber daya materi. Masing-masing sumber daya keluarga tersebut memiliki perannya sendiri dalam menghadapi transformasi digital di bidang e-commerce.
Manajemen sumber daya manusia perlu dilakukan agar setiap keluarga dapat beradaptasi dengan transformasi digital yang ada. Terutama di masa pandemi seperti saat ini, keluarga perlu meminimalisir resiko terkena covid-19 dengan menghindari kontak langsung dengan orang lain. Selanjutnya manajemen waktu diperlukan agar keluarga tidak berlarut-larut melihat barang-barang yang ada di e-commerce karena dapat membuang-buang waktu dan membuat hari menjadi tidak produktif.

Terakhir, manajemen keuangan sangat diperlukan juga agar keluarga tidak berlebihan saat membeli barang di e-commerce. Jangan sampai kemudahan yang didapat dari e-commerce membuat keluarga menjadi boros dan membeli banyak hal tidak penting yang membuat pengeluaran membengkak. Beberapa hal tersebut merupakan peran manajemen sumber daya keluarga untuk menghadapi transformasi digital. Oleh karena itu, setiap keluarga perlu melakukannya agar keluarga mencapai kesejahteraan.

Strategi manajemen sumber daya keluarga dalam menghadapi transformasi digital di bidang e-commerce
Strategi sumber daya manusia menurut Michael (2017) adalah alat yang digunakan untuk membantu individu mengantisipasi serta mengatur penawaran dan permintaan sumber daya manusia. Jackson dan Schuler (1990) dalam Michael (2017) mengemukakan pendapatnya mengenai langkah mengelola sumber daya manusia :
1) Pengumpulan dan analisis data, jika dikaitkan dengan manajemen sumber daya dalam menghadapi transformasi digital di bidang e-commerce, individu perlu mengumpulkan data-data mengenai berbagai platform e-commerce. Setelah itu analisis data yang diperoleh untuk kemudian dipilih yang terbaik.
2) Mengembangkan tujuan perencanaan sumber daya manusia, pada langkah ini individu perlu menentukan serta mengembangkan tujuannya melakukan manajemen sumberdaya keluarga. Misalnya, tujuan sebuah keluarga yaitu mendapatkan barang yang diinginkan dengan yang paling mudah, murah, dan aman dengan e-commerce.
3) Merancang dan mengimplementasikan program yang mendukung tujuan, misalnya seperti mengikuti program pencerdasan pemerintah mengenai e-commerce.
4) Mengawasi dan mengevaluasi program yang berjalan.

Adanya transformasi digital dalam sistem jual beli, tentu berpengaruh pada daya konsumsi keluarga. Kemudahan yang diberikan dalam melakukan kegiatan jual beli di e-commerce, memberikan dampak positif yaitu mempercepat konsumsi, memudahkan para konsumen, dan menghemat tenaga serta waktu. Namun di sisi lain, kemudahan yang diberikan dengan penggunaan e-commerce juga memberikan dampak negatif, yaitu munculnya sifat konsumtif dan boros. Berdasarkan hasil uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga mengalami tantangan dalam menghadapi transformasi digital di bidang e-commerce. Tantangan yang dihadapi diantaranya, sifat konsumtif, adaptasi dengan teknologi baru dan memilih produk.

Dalam pelaksanaan manajemen sumber daya keluarga, diperlukan langkah-langkah yang tepat serta perencanaan yang baik agar hasil yang didapat memuaskan. Oleh karena itu, diperlukan strategi manajemen yang tepat dalam mengelola tiap unsur sumber daya keluarga. (*)

    Komentar