Inflasi Sumatera Selatan April 2025 Terkendali, Daya Beli Masyarakat Tetap Terjaga

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Provinsi Sumatera Selatan mencatat inflasi yang terkendali pada April 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulanan (month-to-month/mtm) tercatat sebesar 1,39%, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,53% (mtm). Sementara itu, secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi meningkat menjadi 2,74% dari 1,77% pada bulan sebelumnya, namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 2,5±1%.

Peningkatan inflasi tahunan terutama dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas, dengan tarif listrik menjadi penyumbang terbesar inflasi bulanan sebesar 0,79% (mtm), disusul emas perhiasan (0,38%), tomat (0,16%), cabai merah (0,12%), dan bawang merah (0,09%). Kenaikan tarif listrik terjadi akibat berakhirnya program diskon 50% untuk pelanggan rumah tangga dengan daya ≤2.200 VA yang berlaku pada Januari hingga Februari 2025.

Lonjakan harga pada komoditas hortikultura seperti tomat, cabai merah, dan bawang merah terjadi akibat meningkatnya permintaan masyarakat selama momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri. Kenaikan ini bersifat musiman dan lazim terjadi setiap tahun pada periode tersebut. Sementara itu, naiknya harga emas perhiasan dipengaruhi oleh tren global, seiring ketidakpastian ekonomi dan tingginya permintaan dalam negeri.

Baca Juga :  Penyerapan Gabah Tertinggi dalam 20 Tahun, Bulog Sumsel Babel Catat 81.700 Ton

Meski terjadi peningkatan inflasi, daya beli masyarakat tetap terjaga. Hal ini mencerminkan ketahanan konsumsi domestik yang kuat di tengah tekanan harga. Keberhasilan menjaga inflasi tetap terkendali tidak lepas dari peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui implementasi strategi 4K: ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.

TPID Sumsel melaksanakan berbagai langkah konkret, seperti operasi pasar murah untuk menjaga daya beli dan memastikan ketersediaan pasokan. Stabilitas pasokan juga didukung panen raya padi serentak di Kabupaten Musi Rawas serta subsidi biaya angkut dari berbagai pihak termasuk Bank Indonesia, BUMN, BUMD, dan sektor swasta. Semua upaya ini disinergikan melalui komunikasi yang intensif antar pemangku kebijakan.

Baca Juga :  363 Jemaah Calo Haji Kloter Pertama Asal OKU Timur Berangkat ke Tanah Suci

Ke depan, Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan bersama pemerintah daerah akan terus memperkuat sinergi melalui program seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP). Kolaborasi ini diharapkan mampu menjaga inflasi tetap dalam kisaran target, sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan di Sumatera Selatan.

    Komentar