Cuaca Madinah Panas, Jemaah Diminta Hemat Energi

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Sumsel Armet melepas keberangkatan jemaah kloter 6 Embarkasi Palembang di Aula Asrama Haji Sumsel, Sabtu (18/05/2024) sore. Kepada para jemaah, ia berpesan agar mereka dapat menghemat energi mengingat cuaca Madinah saat ini sedang panas.

“Cuaca Madinah saat ini lebih dari 40 derajat celcius. Kami berharap jemaah haji mengurangi aktifitas di luar hotel. Perbanyak istirahat, minum yang cukup, jangan menunggu haus baru minum,” pesan Armet.

Armet juga berpesan agar jemaah kloter 6 memiliki tenggang rasa dan peduli antar sesama. Jemaah usia muda hendaknya dapat mendahulukan dan membantu jemaah lanjut usia. Sehingga seluruh jemaah dapat menjalani rangkaian ibadah haji, mulai dari rukun haji, wajib haji, maupun sunnah haji. “Semoga bapak/ibu semua meraih haji mabrur,” ujarnya.

Ditemui usai pelepasan, Armet menjelaskan, kloter 6 sendiri merupakan gabungan dari jemaah asal Pagaralam, Palembang, Pangkal Pinang, Bangka Barat, Belitung, dan Belitung Timur. Jumlah jemaah yang berangkat 450 orang dengan rincian 223 asal Sumsel, 222 asal Babel, dan lima petugas kloter.

“Kloter 6 akan diberangkatkan malam ini menuju Madinah dari Bandara SMB II Palembang. Dengan keberangkatan kloter 6, Embarkasi Palembang telah memberangkatkan 2.691 jemaah dengan rincian 1.553 asal Sumsel, 1.108 asal Bangka Belitung, dan 30 petugas kloter.

Jemaah Babel Wafat di RS Siti Fatimah

Sementara itu, jemaah asal Bangka Belitung bernama Umiyana Saibi Umar (40) yang sempat dirawat di RS Siti Fatimah Palembang meninggal, Sabtu (18/5) sore. Umiyana merupakan jemaah kloter 5 yang tiba di Bandara SMB II Palembang pada 17 Mei kemarin. Saat transit di Palembang menunggu penerbangan ke Madinah, almarhumah drop sehingga harus dirujuk ke RS Siti Fatimah.

“Saat ini petugas PPIH Embarkasi Palembang sedang melakukan pengurusan administrasi di rumah sakit. Rencananya, jenazah almarhumah akan dibawa hari ini juga ke Babel melalui Pelabuhan Tanjung Api-api,” jelas Armet.

Lantaran meninggal di embarkasi, almarhumah akan dibadalhajikan. “Pemerintah menyiapkan program badal haji di setiap operasional penyelenggaraan ibadah haji. Program ini menjadi bagian dari layanan yang disiapkan bagi jemaah yang memenuhi kriteria,” terang Armet.

Menurut Armet, ada tiga kelompok jemaah yang dibadalhajikan. Pertama, jemaah yang meninggal dunia di asrama haji embarkasi atau embarkasi antara, saat dalam perjalanan keberangkatan ke Arab Saudi, atau di Arab Saudi sebelum wukuf di Arafah. Kedua, jemaah yang sakit dan tidak dapat disafariwukufkan. Ketiga, jemaah yang mengalami gangguan jiwa.

    Komentar