Siswa Korban Bullying Dimediasi dengan Damai, Proses Hukum Tetap Berjalan

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Insiden Pelajar SMPN 31 Palembang yang diceburkan ke dalam sungai oleh sekelompok orang tidak dikenal, dari atas jembatan di Jalan Terusan, Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Jakabaring Palembang, Minggu (18/5/2025) sekitar pukul 16.00 WIB lalu, berbuntut panjang.

Hari ini, Senin (26/5/2025), antara pengacara korban Tegar dari LBH Bima Sakti M Novel Suwa SH MM, dengan pihak sekolah menggelar mediasi, langsung dijembatani Diknas Kota Palembang.

“Intinya hari ini kita melakukan pertemuan tentang pembahasan masalah oknum guru yang menegur atau memarahi klien kita Tegar. Karena posisi dia di bully itu bukan di jam sekolah namun masih memakai seragam sekolah,” ujar M Novel Suwa, diwawancarai di Kantornya, Senin (26/5/2025).

Pertemuan dipimpin langsung Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Kepala Sekolah dan Guru – Guru. Yang menjelaskan permasalahan ini dan menceritakan kronologis permasalahan ini.

“Hasil dari pertemuan tersebut kita mendapatkan penjelasan dari kepala sekolah,  guru dan siswanya juga bahwa permasalahan ini hanya Miss Komunikasi yang kurang jalan, baik dari wali siswa, guru, dan kepala sekolah,” kata M Novel.

Baca Juga :  Tergiur Kencan usai Kenalan via Michat, DR Malah Jadi Korban Pemerasan

Lanjutnya, jadi pertemuan yang di clear kan ini adalah komunikasi antara siswa, wali siswa, dengan kepala sekolah dan guru sehingga sudah selesai tidak ada permasalahan lagi. Namun, Untuk tindak pidana proses nya tetap berjalan.

“Para saksi telah dipanggil dan visum telah diambil oleh penyidik, dan diharapkan pihak kepolisian cepat tanggap terhadap permasalahan ini segera menangkap para pelaku,” tuturnya.

Kadisdik Kota Palembang, Ardianus Amri mengatakan, telah melihat kamera CCTV dan ketua komite sudah melaporkan kepada pihak kepolisian.

IMG 20250526 WA0106
Kadisdik kota Palembang, Adreanus Ambri. (Photo: Kiki Nardance)

“Memang kita lihat dari cctv pelaku orang tidak dikenal orang luar sekolah, dan kejadian bukan pada jam sekolah dan diluar sekolah. Kami harapkan dari pihak sekolah, komite, dan lainnya jangan lagi terjadi seperti ini, dan pihak sekolah untuk meningkatkan lagi pengawas terutama didalam sekolah agar tidak terjadi prilaku atau pelanggaran seperti ini,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 31 H Taufik Hidayat mengatakan, hasil pertemuan mediasi hari ini terjadi kesepakatan bahwa anak (tegar) tetap sekolah dan masalah yang ada dianggap selesai.

Baca Juga :  Polres Ogan Ilir Amankan Tiga Terduga Pelaku Premanisme di Simpang Palem Raya

“Karena memang sebenarnya tidak ada kaitan dengan sekolah, hanya saja pada saat itu siswa tersebut bilang disuruh oleh Guru P5 untuk latihan namun latihan dihari Minggu jam 16.00 WIB, sebenarnya guru P5 tidak menyuruh. Dimana akan tampil pentas pada hari Selasa, padahal anak tersebut tidak masuk dalam pentas setelah dipilih bukan yang terbaik, yang bagus itu yang akan ditampilkan,” jelas Taufik diwawancarai langsung di ruang kerjanya.

IMG 20250526 WA0104
Kepala SMP Negeri 31 Palembang, H. Taufik Hidayat. (Photo: Kiki Nardance)

Lanjutnya mengatakan, pihak sekolah juga tidak ada yang menyudutkan siswa tersebut. Bahkan sudah bertemu langsung dengan siswa tersebut dan keluarganya yakni nenek, sepupunya, saat itu saya didampingi guru BK, guru Matematika, “Pada saat itu di videokan juga, dan benar tidak ada pengancaman itu,” tegas Taufik.

Masih kata Taufik menjelaskan, siswa tersebut dipanggilnya hanya untuk mengetahui permasalahan yang sebenarnya dan akan disampaikan kepada Diknas Kota Palembang. “Dan terakhir saya menyampaikan kepada siswa dan keluarganya bahwa saya tidak ada berkata keras, tidak taunya setelah itu berkembang pemberitaan saya mengancam, dari sisi mana hak tersebut ada pengancaman,” tambah dia.

Baca Juga :  Dua Pelaku Begal Bersenpi Diringkus Polisi

Taufik mengatakan, dengan adanya permasalahan ini kita anggap sebagai pembelajaran dan jangan sampai terulang kembali. “Terutama secara psikologis bagi guru – guru dan siswa, apalagi banyak tamu – tamu yang datang ke sekolah sehingga bisa menggangu aktifitas belajar mengajar,” ungkapnya.

Lebih jauh Taufik menegaskan berharap para pelaku bisa segera ditangkap pihak berwajib dan diantara para pelaku itu tidak ada yang bersekolah di SMPN 31.

“Sebenarnya korban ada dua, dan salah satunya memang siswa kita. Mudah – mudahan pelakunya segera ditangkap dan selanjutnya akan menyikapi hati – hati jika ada permasalahan serupa, kita juga dalam beberapa hari ini akan ada perwakilan sekolah langsung menemui korban ke rumahnya,” tuturnya. (ANA)

    Komentar