SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG -Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mulai matangkan rencana jangka panjang 20 tahun kedepan dengan visi Sumsel Mapan di tahun 2045. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) telah dimulai hari ini, Selasa (2/4/2024) Bertempat di Ballroom Hotel Novotel.
PJ Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan, untuk mencapai visi RPJPD 2025-2045 Sumsel Maju, Terdepan dan Berkelanjutan (MAPAN) tidak dapat dilakukan dengan langkah reformasi saja.
Namun kita harus melakukan transformasi total mulai dari transformasi sosial, ekonomi dan tata Kelola yang selanjutnya dijabarkan ke dalam 8 Misi, 17 Arah Pembangunan dan Sasaran Pokok, dengan 45 Indikator Utama Pembangunan.
“RPJPD menjadi pedoman perencanaan jangka panjang yang akan dijabarkan ke dalam dokumen perencanaan jangka menengah RPJMD dan dokumen perencanaan tahunan RKPD,” Jelasnya.
Pelaksanaan kegiatan ini menentukan dimana posisi kita 20 (dua puluh) tahun ke depan. Mencari langkah terbaik yang akan kita pilih, untuk kita, bagi generasi yang akan datang, dan khususnya untuk Sumatera Selatan.
“Saya mengharapkan semua lapisan masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam penyusunan RPJPD ini, sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya,”ungkapnya.
Sementara itu, Direktur ICRAF Indonesia, Andre Ekadinata, mengucapkan terima kasih karena ICRAF diberikan kesempatan untuk berpartisipasi membantu mewujudkan ekonomi berkelanjutan di Sumsel dengan menerapkan agroforesty.
Disampaikannya, terdapat 4 hal yang harus dilakukan Pemprov Sumsel untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap bertahan di masa mendatang meskipun di tengah perubahan iklim.
“Pertama kita harus memperhatikan ketersedian lahan. Dan ini dilakukan untuk membangun sinergi rencana pembangunan dan rencana tata ruang kemudian berupaya meningkatkan produktivitas agar setiap lahan di Sumsel memberikan kontribusi dengan maksimal,” Ujarnya.
Empat hal tersebut yakni ketersediaan lahan yang perlu diperhatikan dan harus ada solusi agroforestry. Lalu Sumsel harus memastikan perubahan iklum, seperti ekosistem gambut yang menyimpan karbon yang sangat besar. Jika tidak dikelola dengan baik, akan berdampak luar biasa ke Sumsel.
“Terakhir kesetaraan gender juga harus diperhatikan. Karena perubahan iklim tidak akan sama dampaknya untuk laki-laki dan perempuan,” ungkapnya.
ICRAF Indonesia sendiri telah menjalankan program Land4Lives yang didukung oleh Kedutaan Besar Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC) dengan merencanakan RPJPD untuk 20 tahun ke depan.
” Semua itu harus memperhatikan masa lalu kondisi saat ini dan potensi tantangan masa depan. Seperti perubahan iklim yang tidak bisa teratasi, bisa membawa dampak negatif. Tidak hanya isu lingkungan saja tapi juga kemanusiaan. Apalagi Sumsel berpeluang menjadi Pelopor Pembangunan Hijau,” tutupnya.
Komentar