Tujuh Kecamatan Petani Kopi Terbanyak di Lahat

Lahat203 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, LAHAT – Berdasarkan luas areal dan produksi perkebunan kopi rakyat di Kabupaten Lahat, Angka Tetap ( ATAP) Tahun 2022 menunjukkan, ada 54.441 hektar perkebunan kopi rakyat yang tersebar di 24 kecamatan di Kabupaten Lahat. Dengan tujuh kecamatan petani kopi terbanyak.

Berikut tujuh kecamatan dengan petani kopi terbanyak di Kabupaten Lahat :

1. Tanjung Sakti Pumu

Tercatat ada 4.856 Kepala Keluarga merupakan petani kopi. Selain jumlah petani kopi terbanyak, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu juga wilayah penghasil kopi terbanyak dan wilayah terluas pertama areal perkebunan kopi. Yakni menghasilkan 2.937 ton di tahun 2022, dengan total area perkebunan kopi seluas 5.176 hektar.

2. Tanjung Sakti Pumi

Tercatat ada 3.800 Kepala Keluarga di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, merupakan petani kopi. Dari lahan seluas 4.820 hektar, 2.841 ton kopi dihasilkan pada tahun 2022 lalu.

3. Sukamerindu

Sebanyak 3.622 Kepala Keluarga tercatat berkebun kopi. Dengan lahan seluas 4.567 hektar, Kecamatan Sukamerindu menghasilkan 2.319 ton biji kopi di tahun 2022.

4. Pajar Bulan

Meski hasil panen tahun 2022 lalu Kecamatan Pajar Bulan hanya mencapai 2.271 ton dari 4.464 hektar lahan. Jumlah kepala keluarga yang jadi petani kopi berada di urutan ke dua, dibawah Tanjung Sakti Pumu, yakni sebanyak 4.110 kepala keluarga.

5. Jarai

Untuk di Jarai, ada sebanyak 3.105 kepala keluarga tercatat sebagai petani kopi. Dengan total lahan seluas 3.576 hektar, dan hasil tahun 2022 sebanyak 1.663.

6. Muara Payang

Lalu ada 2.105 kepala keluarga tercatat sebagai petani kopi di Kecamatan Muara Payang. Dengan total lahan seluas 3.586 hektar, dan hasil tahun 2022 sebanyak 1.837 ton.

7. Pseksu

Meski berada di wilayah dengan erea perkebunan sawit. Ternyata ada 3.210 kepala keluarga merupakan petani kopi. Luas lahan tercatat 3.310 hektar, dengan hasil tahun 2022 sebanyak 1.245 ton.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat, Vivi Anggraini SSTP MSi, melalui Kabid Produksi, Okta Dinjaya menerangkan, grafik naik turunnya luas areal dan produksi perkebunan kopi rakyat, setiap tahun bisa saja berubah karena beragam faktor. Mulai dari alam hingga alih fungsi lahan.

“Untuk panen ada petani yang sudah gunakan stek, ada yang dua tahun sekali, ada juga masih satu tahun satu kali panen. Cuaca juga berpengaruh. Selain itu, ada lahan yang berkurang karena alih fungsi jadi tanaman holtikultura, seperti dijadikan kebun pepaya,” terangnya, Senin (3/4/2023).

Itula tujuh kecamatan di Kabupaten Lahat, dengan jumlah kepala keluarga terbanyak sebagai petani kopi.

    Komentar