SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG -Aroma lezat mentega yang dipanggang tercium sejak kita melangkahkan kaki masuk kedalam Gallery Le Panile, gallery milik Lapas Perempuan Palembang Kelas II A yang berada di Jalan Merdeka kota Palembang, adalah toko Roti yang sebagai sarana pembinaan warga binaan sebelum kembali kemasyarakat.
Bunyi Mixer menjadi musik yang menyambut, selain beragamnya pilihan roti yang disajikan dalam etalase sajian. Dari kaca terlihat wanita memakai Apron yang melindungi bagian tubuh lengkap dengan pelindung rambut bersarung tangan berbahan plastik terlihat seperti seorang Chef profesional tengah mengoles toping selai diatas adonan roti.
Hasilnya, Roti yang dibuat tak kalah enak dengan Roti – Roti dari Brand ternama dengan cita rasa dan isian selai yang beragam seperti coklat, keju, selain kacang dan sebagainya.
Tak hanya roti, adapula kue basah dan kering yang juga menjadi Produksi utama di Galery Panile dengan 5 wanita tenaga produksi yang bergantian beberbekal keahlian yang tak diragukan lagi. Karena sebelumya wanita – wanita hebat ini mendapat pelatihan oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Intergrated Terminal Palembang.
Kepala Lapas Perempuan Palembang Ike Rahmawati menjelaskan Galeri Le Panile di Lapas Perempuan Palembang saat ini berfungsi sebagai Toko Roti Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), yang membantu warga binaan memperoleh keterampilan sebelum kembali ke masyarakat.
“Galeri Lepanile memproduksi roti dan kue, dan WBP yang dilatih dalam produksi roti tersebut ada lima orang,” kata Ike, dibincangi dilokasi Galery. Senin (30/10/2023).
Berkat bantuan CSR dari PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Intergrated Terminal Palembang yang terus memberikan kontribusi memberi Warga Binaan Perempuan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II A Palembang harapan berkelanjutan.
“Bahkan diawal bulan Oktober 2023 lalu, Pertamina kembali memberikan bantuan alat termasuk oven dan mixer roti dan kue berkapasitas 12 kg,” terang Ike. Peralatan bakery ini sangat penting bagi pihaknya untuk mendukung program pembinaan, terutama di bidang tata boga.
“Kita bisa memproduksi 30 hingga 120 buah roti dalam satu hari, yang dapat dipasarkan secara online melalui toko roti offline (Gallery Roti yang terletak di Lapas Perempuan) dan secara online melalui promosi di Instagram @bimkerlppplg.” Ungkapnya. Sebelumya peralatan tat boga di Galery ini sangat terbatas sehingga produksi yang dihasilkan tak terlalu banyak.

“Berkat bantuan Pertamina, produksi bisa lebih cepat serta meningkatkan jumlah yang dihasilkan,” terangnya.
Sedangkan seorang Warga Binaan Perempuan (WBP) yang saat itu tengah bertugas menjelaskan jika ia bersyukur bisa mengikuti pembekalan selama menjalani masa binaan.
Ia menyebutkan jika ilmu membuat Roti dan Kue yang sebelumnya belum banyak diketahui. Selama mendapat pembekalan semakin mempertambah pengetahuan yang ia dapatkan dengan harapan bisa ia manfaatkan saat usai masa binaanya nanti.
“Selain bisa mendapatkan ilmu baru, kegiatan ini juga mengisi waktu yang produktif selama menjalani masa binaan,” ungkap WBP itu.
Tak hanya bekal dalam pembuatan Roti, di Lapas Perempuan Kota Palembang serta bantuan CSR dari PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Intergrated Terminal Palembang. Ia bersama WBP lainya mendapat berbagai ilmu dan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan.
WBP akan memperoleh keterampilan yang dapat digunakan setelah menjalani hukuman penjara dan dapat digunakan sebagai bekal ketika kembali ke masyarakat.
“Meski awalnya saya takut – takut tapi kelamaan menjadi terbiasa, saya juga berharap semoga usai menjalani masa Binaan bisa berjualan kue dengan ilmu yang saya dapat disini (LPP),” ungkapnya.
Menurut Tjahyo Nikho Indrawan, Area Manager Komunikasi, Hubungan, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Program Soedoeng Sriwijaya menjadi Program yang terus berkelanjutan dalam memberikan bantuan bagi WBP khususnya di LPP kelas II Palembang.
Katanya, pemberdayaan Narapidana Perempuan merupakan salah satu wujud komitmen Pertamina dalam melaksa program tanggung jawab sosial dan Lingkungan.
“Dimulai sejak 2019 hingga 2023 ini Pertamina terus berkomitmen untuk memberikan kesempatan kepada WBP dalam mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, pengadaan fasilitas sarana prasarana seperti kerajinan jumputan, roti dan branding produk yang telah dipasarkan di Kota Palembang,” kata Nikho saat dibincangi. Bahkan Sepanjang tahun 2023, kegiatan yang telah dilakukan adalah pelatihan marketing digital dan pengadaan sarana dan prasarana untuk menjahit dan jumputan.
Disampaikannya, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel telah menyumbang Rp220.000.000 melalui program TJSL untuk membangun Program Soedoeng Sriwijaya pada tahun 2023 sebagai bukti komitmennya terhadap UMKM.
“WBP akan memperoleh keterampilan yang dapat digunakan setelah menjalani hukuman penjara dan dapat digunakan sebagai bekal ketika kembali ke masyarakat. WBP LPP Kelas II A Palembang ini sekarang terampil dan tidak bisa seperti sebelumnya,” pungkasnya.
Komentar