SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Merevitalisasi pabrik menjadi focus utama yang dilakukan PT Pupuk Sriwidjaja. Anak perusahaan PT Pupuk Indonesia ini rencananya akan merevitalisasi pabrik Pusri III dan IV menjadi pabrik Pusri III-B.
Tak tanggung, investasi yang bakal dikucurkan untuk pabrik ini sekitar Rp10 triliun. Pabrik ini sendiri melengkapi Pabrik IIB yang sudah lebih dulu dibangun. “Pembangunan pabrik baru ini menjadi komitmen kami dalam melakukan efisiensi di bidang produksi pupuk. Salah satunya dalam penggunaan konsumsi gas yang menjadi bahan baku utama dalam produksi pupuk,” kata Tri Wahyudi Saleh, Direktur PT Pusri Palembang, kemarin.
Proyek pengembangan dan revitalisasi pabrik Pusri IIIB, kata dia, dipastikan akan menerapkan teknologi hemat energi. Sebab pihaknya berupaya untuk menekan konsumsi energi dalam operasional pabrik.
“Revitalisasi pabrik Pusri IIIB akan dibangun dengan teknologi low energy dan ramah lingkungan,” katanya. Tri menjelaskan produksi pabrik Pusri IIIB dirancang berkapasitas sebanyak 445.500 ton amonia dan 907.500 ton urea per tahun.
Melalui berbagai strategi, termasuk revitalisasi pabrik lama, Tri optimistis perusahaan dapat mencapai target laba bersih senilai Rp1 triliun. Ia menambahkan, selain memproduksi urea, amonia dan produk samping, Pusri juga memiliki produk inovasi Pusri atau NPK customize.
“Kami sudah memproduksi pupuk NPK 15-15-15 dan NPK 16-16-16 untuk tanaman pangan, NPK 12-12-17-2 dan NPK 13-6-27-4 untuk sawit,” katanya.
Bahkan saat ini, dia melanjutkan, perusahaan juga telah mengembangkan pupuk spesial, yakni NPK untuk singkong dan NPK untuk kopi. Sementara itu, PT Pupuk Indonesia (Persero) bertekad untuk terus memperkuat daya saing bisnisnya.
Upaya ini dilakukan dengan meningkatkan efisiensi produksi pupuk hingga melakukan hilirisasi produk. Caranya dengan membangun pabrik baru Pusri IIIB di Palembang dan Soda Ash di Bontang dan Gresik, dalam waktu dekat ini. Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia, Jamsaton Nababan, menyebutkan bahwa pabrik-pabrik baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya saing, memberikan nilai tambah, hingga dampak positif di bidang ekonomi dan sosial.
Hal tersebut didapatkan melalui peningkatan efisiensi produksi pupuk, efisiensi energi, hingga optimalisasi hasil samping produksi. “Pada tahun 2022 proyek-proyek tersebut akan masuk pada tahap proses tender dan diproyeksikan akan beroperasi secara komersil pada tahun 2025 mendatang,” jelas Jamsaton.
Ia menyebutkan bahwa melalui pabrik Pusri IIIB, perusahaan nantinya dapat meningkatkan efisiensi produksi amoniak dan urea. Karena pabrik Pusri IIIB akan menggantikan pabrik Pusri III & IV yang saat ini sudah berusia tua dan kurang efisien.
Adapun pabrik Pusri IIIB akan dioperasikan oleh PT Pupuk Sriwidjadja Palembang dengan kapasitas produksi amoniak 445 ribu ton per tahun dan pupuk Urea 907 ribu ton per tahun. “Pabrik Pusri IIIB akan dapat menjamin ketersediaan pupuk Urea dengan harga yang lebih kompetitif,” jelasnya.
Komentar