Peserta PPDS Anestesi Unsri Diduga jadi Korban Kekerasan di Lingkungan Dokter

Kota Palembang98 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Sriwijaya dikabarkan menjadi korban kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh seorang konsulen di lingkungan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang.

Kasus ini diketahui usai akun Instagram @ppdsgramm yang mempublikasikan pesan langsung (DM) dari seorang netizen.

Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa korban mengalami hematom di area testis dan harus menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Hasil USG mengonfirmasi adanya pendarahan yang memperkuat dugaan tindakan kekerasan fisik. Identitas korban maupun terduga pelaku masih dirahasiakan demi kepentingan penyelidikan.

Baca Juga :  Astra Motor Sumsel Gaungkan Semangat Kartini Masa Kini Lewat Scoopy Velocreativity

Namun, dalam keterangan yang beredar menyebutkan bahwa korban merupakan peserta didik PPDS dari Unsri yang sedang menjalani pendidikan klinik di RSMH Palembang.

Direktur Utama RSMH dr. Siti Khalimah menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memberikan informasi pasti terkait kebenaran insiden tersebut.

“Tunggu ya, kami masih investigasi. Kalau sudah ada titik terangnya nanti kami kabari,” ungkap Khalifah, Selasa (22/4/2025).

Kepala Humas RSMH Palembang Suhaimi mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihak manajemen rumah sakit belum menerima laporan resmi mengenai insiden tersebut.

Baca Juga :  Bapenda Sumsel: Peralihan Nama untuk Kendaraan Bekas Tidak Lagi Dikenakan Biaya

Namun, ia menegaskan komitmen RSMH untuk menjaga keamanan dan kenyamanan seluruh civitas rumah sakit.

“Kami akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan petugas di lapangan untuk memastikan lingkungan kerja tetap aman dan kondusif bagi seluruh tenaga kesehatan maupun pasien dan keluarganya,” ungkap Suhaimi dalam keterangan tertulis.

Tak hanya itu, Suhaimi juga belum dapat memastikan lokasi kejadian dan siapa saja yang terlibat, mengingat isu ini masih dalam tahap verifikasi awal.

Namun, pihaknya berjanji akan memberikan konfirmasi lebih lanjut setelah proses investigasi internal selesai dilakukan.

Baca Juga :  By.U Ajak Pelajar Sumbagsel Jadi Content Creator TikTok lewat Program “Ayu Hoki"

“Kami mengimbau semua pihak untuk tidak berspekulasi dan menunggu klarifikasi resmi. Apabila memang benar terjadi konflik antar individu, kami berharap penyelesaiannya dilakukan secara baik-baik dan kekeluargaan tanpa mengganggu pelayanan kesehatan,” kata Suhaimi.

    Komentar