SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Akhir-akhir ini marak sekali praktik bunuh diri mahasiswi yang diduga disebabkan oleh putus cinta. Dalam tempo kurang dari seminggu, ada dua kasus mahasiswi yang mengakhiri hidupnya di Palembang. Menurut psikolog, kasus bunuh diri bisa jadi akibat pengaruh tontonan.
Sebelumnya, Rabu 16 Maret, mahasiswi Unsri berinisial NDR (21) bunuh diri dengan cara gantung diri lantaran putus cinta.
Kejadian yang sama juga menimpa mahasiswa STIK Khodijah Palembang, hari ini, Minggu 20 Maret, mahasiswi berinisial NS nekat mengakhiri hidupnya diduga lantaran putus cinta juga.
Menanggapi hal tersebut, Dr Muhamad Uyun Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah Sumsel mengungkapkan banyak faktor penyebab mereka mengakhiri hidupnya.
“Antara lain yang disebutkan rendahnya tingkat keimanan, tepatnya pemahaman agama yang minim,” ungkapnya saat di konfirmasi via chat Minggu (20/3/2022).
Selain itu kata dia, kurangnya perhatian dan kontrol dari orang tua dan keluarga.
“Faktor lain bisa juga kurangnya perhatian dan kontrol dari orang tua dan keluarga terhadap korban. Emosional yang tidak stabil dan sesaat,” kata dia.
Lebih jauh ia mengatakan, bahwa dampak dari lingkungan, misalnya pengaruh tontonan atau media yang ada.
“Pengaruh lingkungan dan tontonan bisa juga mempengaruhi, untuk itu pintar-pintarlah memilih dalam bergaul dan jangan coba-coba untuk menonton video-video yang tidak senonoh karena itu akan berdampak sangat besar,” tutupnya. (Uci)
Komentar