Ini Sosok Arnold Putra, Desainer yang Diduga Beli Organ Tubuh Manusia

SUARAPUBLIK.ID, JAKARTA – Desainer Indonesia Arnold Putra sedang menjadi perbincangan publik di media sosial. Diduga, Arnold adalah desainer yang memesan paket organ tubuh manusia dari Brasil yang saat ini sedang diselidiki Interpol Brasil.

Paket itu berisi tangan dan bungkus plasenta yang disebut akan digunakan sang desainer dalam karya terbarunya.

Atas dugaan ini, Polri mulai turun tangan dan berkoordinasi dengan Interpol Brasil. “Rencana hari ini akan dikomunikasikan dulu dengan IP (Interpol) Brasil,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dikutip dari Cnn Indonesia, Jumat (25/2/2022).

Baca Juga :  Kejari Tetapkan Tersangka Dugaan Kasus Korupsi Dinsos Muba

Dedi menyebut pihaknya hingga kini belum mendapatkan konfirmasi dari Interpol terkait. Alhasil, ia belum dapat membeberkan lebih lanjut mengenai keterlibatan Arnold Putra dalam sindikat penjualan organ manusia.

“Sejauh ini pihak kepolisian Brasil maupun Interpol Brasil belum memberikan informasi kepada Interpol (di) Jakarta,” tambahnya.

Arnold Putra memang terkenal dengan kontroversi menggunakan benda tak lazim pada karya-karyanya. Ia sempat menjadi sorotan karena menggunakan tulang belakang manusia yang dipadukan dengan lidah dari buaya untuk dijadikan tas.

Selain itu, Arnold juga menggunakan bulu beruang putih untuk aksesori di jaketnya.

Baca Juga :  Ini Jawaban Kabag Humas, Soal Awak Media Dibatasi Meliput Kunjungan Kapolri di Kayu Agung

Arnold juga pernah mengunggah potongan kaki bayi macan yang dijadikan kalung dengan tambahan hiasan manik-manik.

Sampai berita ini dimuat belum ada keterangan dari pihak Arnold Putra. Sang desainer juga memilih mengunci akun Instagram pribadinya.

Sebelumnya, Polisi Brasil mengungkapkan sindikat penjualan organ manusia. Diduga organ itu dipesan seorang desainer terkenal asal Indonesia berinisial AP.

Berdasarkan keterangan polisi ada potongan kaki dan tiga paket plasenta yang sudah dibungkus rapi. Paket itu sudah dikirim dari Brasil ke Singapura. Organ manusia itu diawetkan seorang profesor di laboratorium anatomi manusia dengan metode plastinasi dan epoksi.

Baca Juga :  Terima Restorative Justice, Sopir Bus Terlibat Kecelakaan Hirup Udara Bebas

“Staf di laboratorium itu terlibat operasi pengawetan organ untuk kepentingan komersial,” kata polisi Brasil mengutip Vice World News. (*)

    Komentar