SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Dalam 10 tahun terakhir atau sejak 2013 hingga saat ini, Outlet Brasserie di Palembang menggunakan jaringan gas langsung yang disalurkan dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Penggunaan gas dari PGN dinilai lebih murah, efektif, dan efisien.
“Waktu pertama kali kita memakai gas negara langsung baru dua outlet industri Brasserie. Kemudian tahun 2019 bertambah dua lagi outlet yang memakai gas PGN. Hingga 2023 sudah ada tujuh outlet Brasserie terdiri dari lima industri dan dua pelanggan kecil,” ungkap General Manager PT Sriwijaya Artha Boga Palembang, Wiyanawati Hakim, ditemui di Outlet Brasserie Bakery and Cafe, kemarin.
Diungkapkannya, saat ini biaya yang dikeluarkan Outlet Brasserie lebih murah bila dibandingkan dengan pengunaan gas tabung. Perbandinganya, bila menggunakan gas tabung biaya yang dikeluarkan misalnya Rp1,5 juta/bulan, sedangkan saat memakai gas PGN hanya Rp1 juta/bulan, atau bisa hemat hingga 50 persen.
“Per bulan tidak tentu, tergantung pemakaiannya karena dihitung per meter. Pastinya lebih murah lah dibanding penggunaan tabung gas yang lebih boros dan harganya naik terus,” ujarnya.
Menurut Wiyanawati, penggunaan gas PGN juga lebih efisien dan efektif, lantaran tidak ada sistem memasang seperti tabung gas. “Kalau gas negara langsung dikondisikan pemasangan untuk kompornya. Kompor gas langsung disesuaikan, jadi lebih efektif dan efisien,” tegasnya.
Lanjut dia, penggunaan gas PGN juga lebih stabil untuk api yang didapatkan dalam memasak, tidak seperti gas tabung yang penggunaannya tidak stabil.
“Lebih bagus pakai gas negara, tidak perlu khawatir habis. Kalau gas tabung masih berapa persen saja, sudah tidak bisa dorong untuk nyala, jadi pemakaiannya kadang kita tidak tahu kapan habisnya,” ungkapnya.
Sementara itu Area Head PT Perusahaan Gas Negara Palembang, Agus Muhammad Mirza mengatakan, sampai November 2023 pelanggan gas PGN sekitar 94 pelanggan komersil terdiri dari 80 restoran, hotel dan UMKM pempek. Sementara sisanya industri manufaktur seperti industri obat-obatan dan industri pembuatan biskuit dan pembuatan tedmon.
“Penyumbang terbesar di industri komersial sekitar 55 persen. Untuk biaya pemasangan bervariasi mulai dari Rp 3,6 juta sampai Rp 10 juta tergantung ukuran meter. Namun untuk hak dan kewajiban sama seperti harus mempersiapkan pipa instalasi dan jaminan pembayaran,” jelasnya.
Dikatakannya, PGN akan terus mengupayakan peningkatan jumlah pelanggan di Kota Palembang, terutama pelanggan Industri dan juga pelanggan kecil dengan pemakaian 50 kubik sampai dengan 1.000 kubik/hari. Jumlah pelanggan terus ditingkatkan, namun yang menjadi focus PGN ke depan adalah pelanggan industri.
Diungkapkannya, untuk meningkatkan jumlah pelanggan, PGN terus berupaya memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan yaitu dengan sistem 24 per 7 hari. Dimana PGN terus memastikan agar aliran gas ke pelanggan tidak pernah mati terkecualli dalam kondisi pos marger. Sedangkan dari sisi peralatan selalu dicek dan bila ada kebocoran langsung diperbaiki.
Ditambahkannya, saat ini PGN juga berkolaborasi dengan pelanggan setia yang dijadikan join marketing. Hal tersebut adalah sinergi antara pelanggan dan PGN agar terus terjalin salah satunya melalui aplikasi PaDi UMKM yang merupakan sebuah platform digital yang mempertemukan UMKM dengan BUMN guna mengoptimalkan, mempercepat dan mendorong efisiensi transaksi belanja BUMN pada UMKM, serta memperluas dan mempermudah UMKM mendapatkan akses pembiayaan. (ANA)
Komentar