SUARAPUBLIK.ID, LAHAT – “Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” tanpa kenal lelah, begitulah sekelompok Guru yang mengajar di SDN 3 Kota Agung Kabupaten Lahat, namun Sekolah ini harus terpisah dengan Induknya tepatnya di Dusun 5 Muara Cawang Desa Singapore, mirisnya lagi para guru harus menuju lokasi mengajar dengan jarak tempuh dari 1 jam naik ojek ditambah 3 jam dengan total 15 KM. Harus berjalan kaki dengan Medan yang berliku, lumpur kadang mereka bertemu dengan ular serta binatang hutan lainnya di Daerah 3 T ( terdepan, terdalam dan tertinggal).
Siti Arifah SPd Isalah satu guru yang mengajar di SDN 3 Mura Cawang Kota Agung menuturkan, sekolah ini berdiri pada tahun 2006 di bawah kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan Drs Akmaludin yang kasihan terhadap siswa harus turun bukit sekolah ke SDN 3, lalu dibuatlah SDN 3 Cabang terletak di Dusun 5 Muara Cawang.
Menurut Siti, dirinya mengajar di Muara Cawang semenjak diangkat PNS tahun 2014 hingga sekarang, sudah hampir 8 tahun berjibaku menuju Lokasi itupun menurut Siti tidak bisa pulang pergi (PP) harus menginap, jumlah murid saat ini berjumlah 25 Siswa dari kelas 1 hingga kelas 6.
“Memang bukanlah hal mudah kita beradaptasi di sana awalnya pesimis biasanya kita berangkat pagi menuju Sekolah hanya berdurasi hitungan menit sudah sampai di tempat kita mengajar. Namun kali ini berbeda yang dirasa dengan memakan waktu naik motor ojek 1 jam itupun belum sampai kelokasi baru separuh perjalanan, setelah itu harus berjalan kaki lagi selama 3 jam hingga sampai di Bukit tempat kami mengajar. Tidak bisa harus pulang kami nginap di lokal tempat melakukan aktivitas belajar mengajar,” jelasnya, Kamis (20/10).
Namun disampaikan Siti, dirinya sendiri bersama dengan guru yang lain tanpa kenal Lelah dan semangat guna mencerdaskan anak didik disekolah, siapa tahu anak murid disekolah inilah yang nanti bisa menjadi pejabat maupun petinggi negeri ini.
“Alhamdulillah semua yang kami lakukan tanpa kenal lelah, tetap semangat demi anak mencerdaskan Anak Bangsa kita tak pernah tau kedepannya nasih mereka. Siapa yang akan menerka akan menjadi pejabat, Polisi, Guru bahkan orang penting lainnya. Semua yang kami lakukan dengan semangat 45,” ungkapnya.
Namun dirinya bersama dengan tenaga pengajar lainnya berharap mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lahat untuk menjadikan sekolah ini berdiri sendiri tidak menginduk dari sekolah asal dan ditambah biaya operasional khusus.
Sementara itu, Kepala Desa Singapure Arsito mengaku sangat prihatin dengan kondisi Para Guru yang mengajar di Muara Cawang, dirinya sendiri berharap kepada pemerintah untuk benar memperhatikan mereka.
“Memang kalau untuk pulang pergi tidak cukup waktu, harus bermalam, saya apresiasi kepada Pahlawan tanpa tanda jasa ini sepatutnya mereka mendapatkan penghargaan yang setimpal. Juga diharapkan Kepala Sekolah Induk harus sesering mungkin memantau kondisi disana atau sesekali mininamal seminggu sekali datang ke Sekolah di Dusun Muara Cawang tersebut,” tandas Arsito Kades Singapore.
Terpisah, Pemerhati dunia pendidikan Andi Irawan MPd sekaligus Ketua IGI (Ikatan Guru Indonesia) mengaku salut dengan jiwa kesatria 8 Guru yang menjadi Pendidik di SDN 3 Kota Agung yang rela mengajar disana banyak rintangan demi menuju Lokasi mengajar diatas Bukit Barisan, tentu saja Bukan hal yang mudah beradaptasi dengan keadaan.
“Perlu diperhatikan intensif dulu mereka, dana operasional namun dengan syarat apakah Para guru tersebut benar menjalankan kewajibannya sebagai pendidik secara Aktif intinya stand by di Sekolah,” katanya.
Selain itu Andi juga mengatakan, kalau bisa lepas dan membentuk Sekolah yang baru, namun kembali lagi dengan kebijakan Pemerintah apakah Sekolah ini layak atau tidak menginduk lagi dan mengadakan ujian tersendiri, akan tetapi Sekolah di daerah 3 T ( tedepan, terdalam dan tertinggal).
Akan banyak mengalami kendala apa bila akan melepaskan diri dari Sekolah Induk misalnya pada waktu ujian. Saat ini sudah berbasis Komputer di SDN 3 Kota Agung 3T itu jangankan sinyal Internet sinyal telepon saja susah selain itu bila suatu waktu perlu Dapodik dipinta gimana kita menghubungi.
“Nah kita tentu saja bisa bekacamata berbagai kendala belum memungkinkan saat ini akan lepas dari Sekolah Induk. Hanya satu hal terpenting diprioritaskan tunjangan operasional dan kesehatan Guru yang mengajar di sana benar- benar menjadi prioritas,” pungkasnya.
Komentar