SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – ICRAF Indonesia dan ForumDAS Sumatera Selatan melalui program Peat-IMPACT, mengembangan kurikulum muatan lokal Pendidikan lingkungan gambut yang bersamaan dengan materi Daerah Aliran Sungai (DAS).
Siswa Sekolah Dasar (SD) mejadi sasaran pertama Kurikulum ini, untuk mengingatkan penerus bangsa pentingnya menjaga Lahan Gambut terutama bagi mereka yang tinggal didekat lahat Gambut.
Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin yang memiliki lahan Gambut terbanyak di Provinsi Sumsel menjadi dua daerah pertama yang akan dimasukan Kurikulum ini untuk siswa SD nya di kelas IV, V dan VI.
Aissten 1 Setda Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Edward Chandra mengatakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, telah melakukan begitu banyak upaya untuk melestarikan ekosistem gambut serta memulihkan gambut yang rusak. Seluruhnya ditujukan agar saat ini dan dimasa yang akan datang, Sumatera Selatan memperoleh manfaat optimal dari ekosistem yang ada di bentang lahan kita dengan tetap menjaga fungsi lingkungan.
“Oleh karena itu, saya menyambut baik dan memberikan apresiasi atas inisiatif yang telah dilakukan dalam menyusun kurikulum edukasi lingkungan DAS dan gambut untuk Sekolah Dasar. Inisiatif ini adalah salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengenalkan tentang ekosistem gambut pada generasi muda di Sumatera Selatan,” kata Edward Kamis (25/5/2023).
Peluncuran kurikulum ini diharapkan dapat mengubah mindset terhadap kepedulian pemeliharaan ekosistem Gambut di wilayah Sumsel. Kurikulum ini nantinya juga akan dibagi menjadi dua bagian yaitu diintegrasikan dengan mata pelajaran lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau menjadi muatan lokal.
“Ini saya kira sangat tepat untuk dilakukan mulai dari sekolah dasar dan akan terus ditingkatkan pada tingkat sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah Atas, dan ini tentu akan sangat baik dan dalam satu sisi lainnya selain menjaga lahan gambut juga mungkin bisa diajak diajarkan kepada anak-anak tentang bagaimana kamu mengubah mindset masyarakat,” jelasnya.
Ketua Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sumsel Syafrul Yunardy mengatakan, kurikulum DAS dan Gambut ini dinilai penting lantaran kondisi di wilayah Sumsel yang banyak dialiri sungai dan juga area gambut.
Kurikulum yang menyasar pada siswa SD ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dasar. Sehingga, ketika sudah dewasa dapat mengambil tindakan yang tepat ketika berinteraksi dengan DAS dan Gambut.
“Harapannya ini bisa lanjutkan dari sisi perluasan di kabupaten kota lainnya, maupun dari sisi peningkatan di tingkat pendidikan di SMP hingga SMA,” tambahnya.
Sedangkan Dirut ICRAF Indonesia Sonya Dewi mengatakan Sebuah kehormatan besar bagi ICRAf untuk dapat mendukung upaya pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam melestarikan Ekosistem Gambut.
Menurutnya, Ekosistem gambut di Sumsel merupakan sumber daya alam yang penting bagi kehidupan masyarakat pengelolaan gambut yang tidak tepat bisa berujung pada bencana dan kerusakan yang amat merugikan salah satu sebabnya adalah minimnya pengetahuan tentang karakteristik dan praktek pengelolaan terkait hal itu terkait gambut oleh karenanya upaya bersama dalam mengelola ekosistem gambut adalah sebuah keharusan salah satunya adalah melalui pengenalan tentang gambut sejak dini diantaranya lewat pendidikan.
“Kita ketahui bersama Generasi masa depan yang saat ini sedang duduk di bangku sekolah perlu kita kenalkan dengan uniknya ekosistem gambut yang mereka tinggali beserta manfaat dan pengendaliannya. Mereka-mereka ini akan menjadi pemimpin kita di masa depan sehingga adalah sangat penting untuk menumbuhkan kecintaan dan apresiasi terhadap lahan gambut sebagai sumber kehidupan agar di masa depan mereka dapat melindungi dan mengelola ekosistem gambut secara nasional,” ungkapnya.
“ICRAF bersama Forum DAS Sumsel merasa bangga telah menjadi bagian dari proses penyusunan kurikulum muatan lokalDAS dan Gambut Sumsel,” tutupnya.
Komentar