Balwana van Palembang di Yogyakarta Bidik Wisatawan ke Kota Palembang

Kota Palembang43 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Palembang dan Sungai Musi menjadi dua sisi mata uang yang saling mendukung. Kotapraja ini dibangun dari sektor maritim dan menjadi daerah otonom pada tahun 1906 di bawah Pemerintahan Hindia Belanda dengan status gemeente.

 

Berdasarkan sejarah, Palembang sebuah kerajaan di Pantai Timur Sumatera yang mendapatkan predikat Venice of the east atau Venesia dari timur.

 

Abad ke-20 kemudian menjadi tolok ukur dari kehidupan industri Palembang. Pada sektor pariwisata, ditemukan berbagai hotel dengan akomodasi yang begitu baik. Beberapa hotel tersebut di antaranya: Hotel Emma (1891), Hotel Ratu Wilhelmina (1902), Hotel Palembang (1912), Hotel Joling atau Hotel Schwartz (1923), hingga hotel-hotel baru yang kini bermunculan.

 

Di sisi lain, industri pariwisata kota Palembang didukung pula dari sektor kuliner. Komoditi Kopi Palembang menjadi satu produk yang terus mengalami eskalasi permintaan sejak tahun 1711. Pemerintah Hindia Belanda turut memiliki andil dalam penjualan ini.

Baca Juga :  Dewa: Peran Guru Sangat Besar Dalam Membangun Karakter Pelajar

 

Sementara itu, pempek yang menjadi makanan khas rupanya merupakan produk akulturasi budaya yang banyak dipasarkan pada awal tahun 1900an oleh masyarakat keturunan Tionghoa.

 

Kuliner pempek kemudian menjelma menjadi komoditi legendaris dari kota ini. Pada sektor busana, songket asal Palembang tidak ubahnya membius para penikmat fasyen.

 

Songket Palembang mulanya berasal dari sutra, dan telah diproduksi sejak abad ke-8. Industri songket kemudian bertumbuh sebagai kain khas dari kotapraja ini.

 

Balwana van Palembang selanjutnya membawa para pengunjung untuk menikmati kilas balik kota maritim ini. Peradaban maritim sebagai titik mengawali sejarah kota ini, kemudian pertumbuhan industri yang memberi perubahan pada fasad dan sudut kota ditampilkan sebagai sebuah refleksi.

Baca Juga :  Nasi Uduk Siru Sajikan Nasi Uduk Hingga Tengah Malam

 

“Layaknya kartu pos ialah benda yang dikirimkan kepada seseorang yang istimewa begitu juga Kota Palembang memilih Kota Yogyakarta menjadi tempat untuk bersilaturahmi dalam bidang pariwisata. Dan Kopi menjadi sajian dalam pameran ini, dinilai secangkir kopi dapat memunculkan ide kreatif dan persahabatan semakin erat ” tambah Uul Jihadan Koordinator Jejak Kartu Pos, Kamis (16/6).

 

Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang. Sulaiman Amin mengungkapkan bahwa Pariwisata menjadi garda depan dan sektor penting dalam roda perekonomian di Kota Palembang.

 

“Oleh karena itu Kota Palembang terus berbenah dalam bidang pariwisata agar para wisatawan selalu nyaman berada di Kota Palembang dan bersinergi Bersama Kota Yogyakarta.” ungkap Sulaiman Amin Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang.

Baca Juga :  Timsel Bawaslu Sumsel Mulai Terima Pendaftaran, Ini Jadwalnya

 

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengatakan bahwa ini merupakan langkah terobosan untuk mempererat antar kota khususnya Kota Palembang dan Kota Yogyakarta.

 

“Semoga langkah ini sebagai terobosan untuk mempererat antara kota Palembang dan kota Yogyakarta yang terbingkai dalam kegiatan Pameran Pariwisata dan Kartu Pos “ Balwana van Palembang” menjadi silaturahmi antar kota khususnya pelaku pariwisata Kota Palembang dengan Kota Yogyakarta,” imbuh Wahyu.

 

Untuk diketahui, kegiatan Balwana van Palembang ini atas dasar antara Dinas Pariwisata Kota Palembang, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Jejak Kartu Pos, dan Bentara Budaya Yogyakarta pada tanggal 2-6 Juni beberapa hari yang lalu.

    Komentar