SUARAPUBLIK.ID, PAGAR ALAM – Saat mengukuhkan Tim Percepatan Akses Keuangan (TPKAD) di aula Villa Hotel Gunung Gare, Selasa (5/10/2021), Pemerintah Kota Pagar Alam juga malunching program lawan rentenir dan sejahterakan masyarkat.
Walikota Pagar Alam Alpian Maskoni menuturkan, bahwa rentenir ini sangat tidak terdeteksi sama sekali keberadaanya. Modusnya pun berbeda-beda, mulai dari kredit, bahkan ada yang sampai yang menwarkan pinjaman langsung dengan perjanjian bunga pinjaman.
“Saya tau bahwa pemberantasan rentenir adalah hal yang kelihatanya sulit, namun jika semua bersatu maka bukan tidak mungkin bisa di minimalisir,” jelas Alpian.
Dan hal seperti ini, kata Wako, bisa saja bunga pinjaman dari rentenir tersebut lebih dari 100 persen, contohnya, jika pinjaman di angka 1 juta maka pengembalianya bisa di angka 1,5-2 juta.
“Di sinilah, peran pemerintah melalui program pinjaman tanpa bunga atau KUR nol persen kita berikan salah satunya untuk melawan rentenir tersebut,” ungkapnya.
Sementara berdasarkan data rekomendasi pemohon yang diterbitkan Dinas Pertanian Kota Pagar Alam, respon Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa bunga ini meningkat dikalangan petani dalam peningkatan sektor pertanian.
Hal ini menunjukkan masyarakat yang berprofesi sebagai petani sangat membutuhkan penguatan modal, Dan pinjaman 0 persen atau yang bunganya sudah ditanggung Pemkot Pagar Alam, menjadi solusinya untuk memacu pergerakan ekonomi petani.
Kepala Dinas Pertanian Kota Pagar Alam Gunsono Mekson mengatakan, bahwa di penghujung Agustus tahun 2021 ini saja, terekam sebanyak 221 pemohon yang mengajukan pinjaman.
“Dan jumlah pemohon ini diperkirakan akan terus terdrongkrak hingga akhir tahun. Sementara di tahun lalu terekam 135 pemohon petani yang mengajukan pinjaman,” bebernya.
Ia menyebutkan, nominal pinjaman untuk penguatan modal bercocok tanam bervariatif. Mulai dari Rp10 juta hingga Rp50 juta, sementara dari pengakuan petani yang mengajukan pinjaman, didominasi dengan nilai Rp50 juta. (ANA)
Komentar