SUARAPUBLIK.ID, EMPAT LAWANG – Hampir setiap hari lokasi pembuatan kerupuk milik Suganda yang ada di Kelurahan Kelumpang Jaya, Kecamatan Tebing tinggi, Empat Lawang, selalu sibuk memproduksi kerupuk.
Proses produksi Kerupuk Cap Tugu milik Suganda ini dimulai dari proses pembuatan adonan, pencetakan, pengukusah, penjemuran, penggorengan, hingga pembungkusan kerupuk.
Saat dibincangi Suganda mengaku sudah menjalankan usaha Kerupuk Cap Tugu miliknya sejak tahun 2008. Setiap hari ia bisa menghabiskan bahan baku terigu sebanyak 50 kilogram.
“Dalam sehari itu paling-paling habis bahan 50 kilogram dan bisa menghasilkan kerupuk 300 pak isi 20 kerupuk. Kami dalam sehari kurang lebih mampu memproduksi kerupuk kurang lebih 6000 biji (pieces),” katanya, Senin (06/06/2022).
Suganda bercerita untuk bahan-bahan utama pembuatan Kerupuk Cap Tugu miliknya ada empat yakni telung beras, tepung terigu, garam, ikan dan penyedap rasa.
“Kalau bahan terigunya sebanyak 50 kilo itu kami pakai ikannya empat kiloan, lalu memakai penyedap rasa sekitar satu kilo. Garamnya kurang lebih satu setengah kilogram,” katanya bercerita.
Ia mengaku, untuk pembuatan Kerupuk Cap Tugu miliknya menggunakan proses manual. Sebab ia mengaku untuk membeli mesin belum ada modal.
“Masih terkendala modal, kalau dari pihak pemerintah sudah sering survei ke sini,” ujarnya.
Inilah yang menjadi kendala teknis produksi kerupuknya. Karena ia masih menjalankan cara kerja manual untuk proses pengeringan ia juga belum mempunyai oven.
“Kalau lagi musim hujan kita sering merugi sebab kerupuk tidak bisa dijemur jadi jamuran, kalau punya oven sih enak di musim hujanlun kerupuk kita bisa kering dan langsung digoreng,” jelasnya.
Ia melanjutkan untuk pendistribusian Kerupuk Cap Tugu masih terbatas di wilayah Kabupaten Empat Lawang. “Baru sebatas Kabupaten Empat Lawang, seperti Pasemah Air Keruh, Padang Tepong Ulu Musi, Tebing Tinggi dan sekitarnya,” tutupnya. (Alf)
Komentar