SUARAPUBLIK.ID, RUSIA – Kepala Ekonom Bank Dunia zCarmen Reinhart menyebut Rusia dan Belarusia terancam gagal bayar utang, karena ‘hujan’ sanksi dari AS dan negara-negara barat atas serangan militernya ke Ukraina.
Kekhawatiran Rusia gagal membayar obligasi eksternal senilai US$40 miliar, terbesar sejak revolusi Bolshevik 1917 silam. Kekhawatiran ini juga telah membayangi pasar sejak serangkaian sanksi yang membuat negara beruang merah itu keluar dari pasar keuangan global.
“Baik Rusia maupun Belarusia berada di wilayah default. Mereka (memang) belum dinilai oleh agensi sebagai default selektif, tapi sangat dekat,” imbuh Reinhart seperti dikutip dari cnn indonesia, Kamis (10/3/2022).
Reinhart mengatakan dampak sektor keuangan sejauh ini masih terbatas, tetapi risiko dapat muncul jika lembaga-lembaga keuangan Eropa lebih terekspos utang Rusia.
Sekitar setengah dari obligasi mata uang Rusia dipegang oleh investor asing dan Moskow harus membayar US$107 juta dalam pembayaran kupon untuk dua obligasi pada 16 Maret. Perusahaan-perusahaan Rusia hanya memiliki kurang dari US$100 miliar obligasi internasional yang beredar.
Berdasarkan data Bank of International Settlements, bank asing memiliki eksposur lebih dari US$121 miliar ke Rusia dengan sebagian besar terkonsentrasi di pemberi pinjaman Eropa.
Saya khawatir tentang apa yang tidak saya lihat. Lembaga keuangan memiliki kapitalisasi yang baik, tetapi neraca seringkali buram. Ada masalah default sektor swasta Rusia,” terang Reinhart.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat kredit internasional Fitch Ratings menurunkan peringkat Rusia sebanyak enam tingkat ke level ‘C’.
Lembaga itu menilai default akan segera terjadi karena sanksi dan pembatasan perdagangan membuat Rusia tidak sanggup membayar utang. (*)
Komentar