Sebelumnya Dilarang Berjudi, Kini Uni Emirat Arab Punya K@sino Terbesar di Dunia

SUARAPUBLIK.ID, ARAB SAUDI – K*sino pertama di UEA akan segera dibuka. Operator hotel dan k*sino Wynn Resorts akan membuka k*sino di resor mewah yang dibangunnya di Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini diungkapkan oleh Chief Executive Craig Scott Billings, yang pertama di kawasan Teluk Arab, di mana perj*dian dilarang sejak lama.

Dikutip dari cnn indonesia, Senin (14/11/2022), pembukaan k*sino ini akan menandai momen penting bagi negara Teluk, wilayah yang secara tradisional memberlakukan aturan yang lebih ketat dibanding bagian lainnya di Timur Tengah.

Kas*no tersebut direncanakan selesai pada 2026 di sebuah pulau buatan di lepas pantai Ras Al Khaimah. K*sino ini direncanakan memiliki luasan 18.500 meter persegi. Dengan ukuran ini, kasino pertama di UEA ini bakal menjadi salah satu 10 k*sino terbesar di dunia.

“Komponen ka*ino, di mana setidaknya untuk beberapa waktu, kami akan beroperasi sendiri, yang membuatnya cukup menarik, akan menjadi lebih besar dari Wynn L@s Vegas,” kata Billings dikutip dari Al Arabiya.

Ras Al Khaimah adalah salah satu yang lebih kecil dari tujuh emirat UEA.Di pusat bisnis regional Dubai, Caesars Palace saat ini memiliki sebuah resor tanpa kasino dan MGM Resorts International sedang membangun sebuah resor besar.

Sebagai k*sino pertama di UEA, Ras Al Khaimah saat ini sedang menulis undang-undang permainan untuk kas*no, menggunakan peraturan Singapura dan AS sebagai landasannya, menurutHotelier.

“Mengingat bahwa itu adalah pulau buatan manusia tanpa pengembangan yang ada, itu adalah lokasi yang sangat fleksibel untuk direncanakan,” katanya.

Dalam sebuah wawancara dengan Skift awal tahun ini, Raki Phillips, CEO Otoritas Pengembangan Pariwisata Ras Al Khaimah telah mengakui bahwa pengumuman Wynn Resorts sangat penting bagi emirat.

Dia mengatakan itu tidak hanya akan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan perhotelan, tetapi juga akan membantu menciptakan lapangan kerja dengan dibangunnya k*sino pertama di UEA. (*)

    Komentar