SUARAPUBLIK.ID, PAGAR ALAM – Program sambung pucuk (stek) tanaman Kopi Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam yang mendapat penganugerahan Museum Rekor Indonesia (MURI) beberapa waktu lalu, kini mulai di contoh daerah lain, termasuk beberapa Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan (Sumsel).
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Pagar Alam, Gunsono Mekson. Dia bilang, Kabupaten/Kota seperti Empat Lawang dan Lahat, sudah pernah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk belajar tentang program unggulan Pemkot Pagar Alam tersebut.
“Sementara untuk daerah luar Sumsel sudah ada Merangin, dan Sumatera Utara, yang semacam melakukan study banding terkait pelaksanaan program sambung pucuk,” ungkap Gunsono, Jum’at (24/12/2021).
Dikatakan Gunsono, yang mereka ingin ketahui dari program tersebut seperti administrasi serta teknis di lapangan, mulai dari pelaksanaan hingga proses pembayaran kepada kelompok tani.
“Kita bersyukur, ternyata program ini juga mendapat perhatian dari daerah lain,” ujarnya.
Program sejuta stek kopi sendiri sudah berjalan selama tiga tahun. Sejauh ini, sudah sebanyak 2,93 juta batang yang terealisasi, serta dinyatakan hidup dan dibayar Pemkot Pagar Alam.
Dia optimis, dalam lima tahun bisa mencapai lima juta batang stek kopi. Terlebih, program ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur Sumsel dengan tambahan satu juta batang stek kopi.
“Melihat jumlah yang sudah terealisasi, masih ada sekitar dua juta batang lagi yang belum dilakukan sambung pucuk (Stek),” ujar Gunsono.
Untuk sebarannya, dirincikan Gunsono, ada sebanyak 253 kelompok tani (Poktan) yang sudah tersentuh program stek kopi ini. Untuk memenuhi target sisa yang belum dilakukan stek, Gunsono menilai masih bisa tercover oleh APBD Pagar Alam.
“Mudah-mudahan jika tahun depan bantuan Gubernur kembali dikucurkan untuk program ini, bukan tidak mungkin akan over target,” jelasnya. (ANA)
Komentar