Princes Mahessa, Selebgram dengan Bayaran Mahal yang Kini Kurang Laku di Tanah Kelahirannya

SUARAPUBLIK.ID, PAGARALAM – Netizen Sumatera Selatan tentu sudah tak asing lagi dengan nama Princes Mahessa. Selebgram asal Pagar Alam ini, tak hanya terkenal di kota kelahirannya, namun juga diseluruh penjuru Bumi Sriwijaya.

Princes Mahessa dikenal secara luas lewat konten-konten parodi lucu, dengan pakaian khas yang sering dia upload di akun media sosialnya, seperti Instagram, Facebook, bahkan di platform Youtube.

Berkat sejumlah karya seninya, pria kelahiran 14 Februari 1989 yang diketahui memiliki nama asli Pingky Adrian Putra itu, masuk dalam jajaran selebgram termahal di Sumatera Selatan.

Princes Mahessa sendiri, tercatat sebagai warga Desa Pagardin Kelurahan Pagar Wangi Kecamatan Dempo Utara. Dia mengaku bahwa awalnya di tahun 2018, apa yang ia tampilkan dalam konten tersebut hanya bagian dari hobby dengan niat ingin mengangkat seni budaya Pagar Alam, yang ia anggap mulai hilang di era milenial.

“Konten pertama yang saya buat dulu itu berdurasi kurang lebih satu menit, mengisahkan tentang seorang istri yang mempuyai suami penjudi. Pada saat itu saya berperan sebagai perempuan desa dan tak berselang berapa lama, konten itu menjadi viral. Bahkan sudah jutaan pasang mata yang menontonnya,” ungkap sosok yang akrab dipanggil Inces ini.

IMG 20210715 WA0031
Princes Mahessa, selebgram Asal Pagar Alam. (Photo: Istimewa)

Mendapati video yang diunggahnya tersebut mendapat banyak respon positif dari masyarakat, membuat dirinya semakin bersemangat untuk berkreasi lebih banyak lagi. Terlebih, berkat dukungan dari teman-teman terdekat kalau hal tersebut bisa menjadi peluang untuk penghasilan yang lebih menjanjikan dan membuat dirinya lebih dikenal banyak orang.

Dan benar saja, kata dia, perlahan banyak yang menghubungi dia untuk menggunakan jasanya, baik itu menghibur, MC dan semacamnya, baik di acara formal maupun non formal.

“Panggilan itu berjalan sampai sekarang. Bahkan berasal dari luar daerah, hingfa luar provinsi,” terangnya lagi.

Inces mengungkapkan, bahwa buah ketekunannya sebagai selebgram, dirinya pernah menjadi Brand Ambasador (BA) dengan nilai Rp50 juta dalam kurun waktu dua tahun. Bahkan, dia pernah dibayar Rp10 juta untuk sekali show, nyanyi dalam event besar seperti HUT kota dan sebagainya.

IMG 20210715 WA0030
Princes Mahessa, selebgram Asal Pagar Alam. (Photo: Istimewa)

“Yang jelas bervariasi kalau soal tarif, bahkan adapula yang gratis jika itu acara sosial,” ungkap pemilik akun Instagram @princes_mahessa, yang jumlah followersnya sudah mencapai 24,8 ribu ini.

Mengenai nama Princes Mahessa, dia berujar bahwa itu adalah hoki tersendiri. Di mana, nama tersebut adalah sebutan dari teman-temannya, yang pada saat itu melihat penyanyi pria, namun berpenampilan wanita di zamannya, sehingga nama itu melekat sampai sekarang.

Tak ingin hanya sukses sebagai selebgram, dia pun sekarang tengah menekuni profesi sebagai konten kreator di platform Youtube, sebagai seorang Youtubers. Ini merupakan inisiasi dari teman-teman terdekatnya. Dia sendiri, mengaku bahwa sejatinya dia adalah orang yang gagap teknologi (Gaptek).

“Alhamdulillah sekarang aku juga sudah punya tim sendiri dan sudah memiliki 11 ribu subcriber di channel Youtube saya (Princes Mahessa),” ungkapnya.

Meskipun saat ini dirinya sudah bisa dikatakan sukses sebagai selebgram dan Youtuber, namun untuk minat menggunakan jasa dirinya malah minim dan bisa dikatakan tidak ada di Pagar Alam.

Entah itu tidak terbayar karena tarif yang tergolong mahal, atau memang tidak ada support serta kurang diberdayakan. Inces mengaku kalau hal ini juga dialami oleh seniman dan musisi Pagar Alam.

“Padahal, menurut saya, kalau soal tarif atau bayaran bukan masalah. Saya pun rela tidak dibayar asal buat tanah kelahiranku Pagar Alam,” tuturnya.

Dirinya berharap, seiring dengan banyak munculnya selebgram dan konten kreator lain dari Pagar Alam, lebih banyak pula muncul karya seni dengan skill yang dimiliki, tanpa harus saling menjatuhkan demi persaingan yang tidak sehat.

“Karena dengan berkarya bukan hanya ajang mencari tenar atau uang, tapi harus juga dijadikan ajang silaturahim,” tuturnya. (ANA)

    Komentar