SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan penyakit yang telah ada sejak lahir. Ini terjadi akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan.
Seiring perkembangan teknologi, untuk tatalaksana penyakit ini bisa diatasi dengan tindakan tanpa bedah. Hal ini bisa dilakukan terhadap beberapa jenis PJB.
Intervensi kateter zero fluoroscopy (tanpa radiasi) merupakan teknik mutakhir penanganan PJB tanpa pembedahan. Keuntungannya, antara lain hari perawatan yang singkat, bekas luka sayatan sangat kecil, serta tanpa paparan radiasi sinar X.
Untuk pertama kali di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang bekerjasama dengan RS Jantung Harapan Kita, mengembangkan metode zero flouroskopy untuk menggantikan pencitraan dengan radiasi.
Selama dua hari, 15-16 Juli 2022 ini, di Cathlab Brain and Heart Center (BHC), tindakan dilakukan atas lima pasien dewasa dengan penyakit atrial septal defect (ASD) dan patent ductus arteriosus (PDA), menggunakan sekat buatan yang dipasangkan ke jantung lewat selang atau kateterisasi.
Program ini dimotori dr Edrian Zulkarnain, SpJP(K)-FIHA dari KSM Kardiologi RSMH Palembang bersama dr Radityo Prakoso, SpJP(K)-FIHA dari RS Jantung Harapan Kita.
Radityo Prakoso menerangkan, keunggulan defect jantung bawaan tanpa operasi, juga tidak menimbulkan bekas dan tanpa radiasi yang dipakai.
“Lebih aman dan didekasikan untuk populasi tertentu, seperti anak-anak, ibu hamil, terutama tenaga kesehatan yang setiap hari harus terpapar sinar X,” ungkapnya, Sabtu (16/7/2022).
Kepala KSM Kardiologi RSMH, dr Alexander Edo Tondas, SpJP(K)-FIHA menambahkan, pasien ASD dan PDA tentu perlu diperbaiki. Jika dibiarkan, maka dalam jangka panjang efeknya tidak baik untuk pasien.
“Sehingga misalnya tekanan paru-paru bisa meningkat, pasien mengalami gagal jantung, maka yang bocor harus ditutup,” terangnya. (ANA)
Komentar