SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Saat ini problem signifikan transportasi ialah mengalihkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum bukan untuk tujuan wisata. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Kementerian Perhubungan Pandu Yunianto forum konsultasi publik 2024 dengan tema Peningkatan Customer Satisfaction Melalui Service Excellent di LRT Sumatera Selatan yang diselenggarakan Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS), Rabu (7/8/2024). Hotel Wyndham Palembang.
Berdasar kajian yang dipelajari, minat masyarakat Indonesia masih cukup rendah dalam penggunaan transportasi umum. “Angka kita berada di 20 persen. Tertinggal dari Thailand dan Singapura tentunya,” kata Pandu.
Setelah dipelajari, salah satu indikator peningkatan minat masyarakat naik angkutan umum ialah kualitas pelayanan dari petugas angkutan itu sendiri.
“Kesimpulannya, pelayanan transportasi umum kita perlu ditingkatkan. Maka dari itu, forum komunikasi publik ini cukup penting dilakukan, untung menjaring aspirasi, kritik, serta masukan untuk pengembangan transportasi yang lebih baik,” terang Pandu.
Hal tersebut juga ditekankan oleh Kepala BPKARSS Rode Paulus. Dalam paparan nya, dia memastikan adanya pengembangan SDM petugas dalam pelayanan transportasi publik.
Monitoring dan evaluasi pegawai pelayanan dilakukan periodik. Antara lain, mingguan, bulanan, serta tahunan. “Kami melibatkan PT. KAI dalm pendampingan evaluasi tersebut. Sehingga proses check and balances tetap berjalan,” ungkapnya.
Rode menuturkan, pihaknya juga menyediakan beberapa platform untuk pengaduan penumpang. Antara lain media sosial, kotak aduan di stasiun, serta survei kepuasan masyarakat yang dilakukan berkala. “Bisa juga mengunjungi WhatsApp Official serta SP4N Lapor untuk bisa diproses lebih lanjut sama petugas instansi,” ujarnya.
Asisten Deputi Perumusan Sistem dan Strategi Kebijakan Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenpanRB) M Yusuf Kurniawan menambahkan, kualitas pelayanan instansi perlu dilakukan dengan prima. Hal itu memperhatikan beberapa aspek. Antara lain, kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana/prasarana, sistem informasi, konsultasi pengaduan, serta inovasi dari UPT (Unit Pelaksana Teknis).
Sementara itu, Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sudaryatmo menuturkan, jika instansi ingin mencapai pelayanan yang memuaskan, perlu dilakukan pengembangan attitude SDM pelayan/petugas, pemantauan sarana dan prasarana dalam mendukung kepuasan penumpang menggunakan transportasi publik.
Di bagian lain, Akademisi Universitas Sriwijaya Prof. Ir. Hj. Erika Buchari M .Sc, Ph.D menekankan dalam Forum Konsultasi Publik 2024 ialah pentingnya mengembangkan integrasi antarmoda. Antara lain, transportasi sungai, darat, dan kereta api konvensional. “Tindakan ini perlu melibatkan beberapa stakeholders melalui kajian yang kontinyu,” katanya. Kajian ini perlu dibuatkan jadwal periodik dengan target pelaksanaan yang jelas.
Selain itu, pelayanan publik di LRT Sumatera Selatan juga perlu ditingkatkan untuk penumpang kategori rentan. Hal itu disampaikan oleh Ketua DPD Gerkatin Sumatera Selatan Iwan Oktarianto. Misalnya pelayanan untuk kelompok difabel. Petugas perlu mengetahui treatment yang tepat saat menghadapi kelompok difabel tertentu. Dia mencontohkan kelompok tunarungu. Petugas, kata dia, perlu memahami informasi seputar tunarungu. “Harus paham bahasa isyarat yang disampaikan. Ini bisa didapat lewat pelatihan SDM yang berkelanjutan,” katanya.
Terakhir, Kasi Pemanfaatan Sarana dan Prasarana BPKARSS Aditya Yunianto mengaku senang dengan banyaknya masukan terkait pengembangan pelayanan publik di LRT Sumatera Selatan. “Masukan ini akan kami kelola dan tindaklanjuti untuk ke depan. Terutama pengembangan SDM, peningkatkan layanan kelompok rentan, dan integrasi antarmoda,” ungkap dia.
Komentar