suarapublik.id, Palembang,
Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Mei 2021 mengalami inflasi sebesar 0,01% (mtm), hal ini dijelaskan Hari widodo selaku Kepala perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Jumat (11/6/2021).
“Inflasi ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,33% (mtm),” jelasnya.
Lanjut dia, Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi yang bersumber dari kelompok transportasi seiring dengan kenaikan tarif angkutan udara. Dengan perkembangan tersebut, realisasi inflasi kumulatif Sumatera Selatan pada bulan laporan adalah sebesar 0,84% (ytd).
“Secara tahunan, inflasi IHK Mei 2021 tercatat sebesar 1,46% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 1,68% (yoy) dan inflasi regional Sumatera sebesar 1,82% (yoy).
Kelompok transportasi pada bulan Mei 2021 mencatatkan inflasi sebesar 0,16% (mtm) dengan andil sebesar 0,02% (mtm),” ungkapnya.
Menurutnya, Inflasi didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara yang tercatat sebesar 1,99% (mtm). Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat di akhir bulan Mei 2021 pasca berakhirnya larangan mudik lebaran pada 6-17 Mei 2021. Bahkan menurutnya Inflasi Provinsi Sumatera Selatan keseluruhan tahun 2021 diperkirakan masih terkendali dan berada dalam rentang sasaran target inflasi nasional 3% dengan kecenderungan bias ke bawah.
“Tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari mulai pulihnya permintaan masyarakat dan penyedia jasa makan minum seiring relaksasi aktivitas ekonomi dan telah dilakukan vaksinasi COVID-19, di tengah ketersediaan pasokan yang terjaga seiring masuknya musim panen beberapa komoditas hortikultura. Selain itu, percepatan pembangunan infrastruktur yang sempat tertunda di tahun sebelumnya juga berpotensi mendorong kenaikan harga komoditas semen dan batu bata,” jelasnya.
Namun demikian, tercukupinya pasokan beras dan gula pasir diperkirakan menahan laju inflasi. “Kegiatan pengendalian inflasi daerah terus dilakukan melalui koordinasi dan sinergi yang kuat antara anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada strategi pengendalian inflasi 4K yaitu melalui pemantauan Ketersediaan pasokan, pemantauan Keterjangkauan harga, memastikan Kelancaran distribusi dan Komunikasi yang efektif sehingga diharapkan inflasi Sumatera Selatan akan tetap terkendali dan berada dalam rentang sasaran target inflasi nasional yang telah ditetapkan,” pungkasnya.
Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar -0,23% (mtm) dengan andil sebesar -0,07% (mtm). Deflasi didorong oleh penurunan harga pada beberapa komoditas subkelompok makanan terutama cabai merah, daging ayam ras, dan cabai rawit.
“Penurunan harga komoditas cabai didorong oleh meningkatnya jumlah pasokan cabai di pasaran pasca musim panen raya. Produksi cabai merah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada bulan laporan terpantau cukup untuk memenuhi kebutuhun daerah, bahkan sebagian produksi juga dipasok ke wilayah lain seperti Jambi, Bengkulu, dan Lampung,” tambahnya.(Jak)
Komentar