Kreatif, Kolaborasi PKM Dosen ITPa Sukses Ciptakan Pupuk Organik Berbahan Urine Kelinci

Pagar Alam19 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, PAGAR ALAM – Kolaborasi tiga Dosen Instititut Pagar Alam (ITPa), sukses melakukan pendampingan pembuatan pupuk organik cair (POC) yang berbahan urine kelinci dalam tugas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Ketiga dosen dimaksud yakni, Ferry Putrawansyah selaku Wakil Rektor I, Asep Syaputra Dosen Teknik Informatika, serta Vike Itteridi Dosen Teknik Sipil.

Dijelaakan Ferry Putrawansyah, Wakil Rektor I ITPa, bahwasanya apa yang dilakukan PKM ini merupakan kegiatan yang didanai Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi (Kemendikbudristek) kerjasama dengan P3M.

Ia mengatakan, kegiatan ini berlatar belakamg tingginya harga pupuk Anorganik yang dirasakan oleh petani, sehingga secara otomatis berpengaruh pada produktifitas panen.

“Sehingga sebagai alternatif untuk meringankan petani dalam mendapatkan pupuk  ramah lingkungan dengan bahan baku yang banyak serta mudah didapat,” ujarnya.

Baca Juga :  Urung Jadi Pj Walikota, Sekda Pagar Alam Emban Tugas Baru

Pasalnya, diterangkan Ferry, seekor kelinci membutuhkan pakan hijauan atau rumput sebanyak 0,4-0,6 kilogran dan air sebesar 120 mililiter.

Artinya, sambung dia lagi, seekor kelinci dapat menghasilkan feses sebanyak 30-50 persen dari jumlah pakan yang dikonsumsi dan menghasilkan urine 50-65 mL setiap harinya.

Menurutnya, dengan jumlah produksi kotoran tersebut maka ternak kelinci berpotensi sebagai penunjang pertanian organic yang berkesinambungan.

“Pengolahan urine kelinci sebagai pupuk organik cair selain dapat menyuburkan tanah, juga dapat menekan biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani,” jelasnya.

IMG 20230909 WA0084
Pendampingan kepada masyarakat Dosen ITPa dalam menciptakan pupuk organik berbahan urine Kelinci. (Photo: Delta Handoko)

Tidak hanya itu, sambung Ferry, hal ini juga dapat menambah pemasukan bagi peternak kelinci.

Baca Juga :  Urung Jadi Pj Walikota, Sekda Pagar Alam Emban Tugas Baru

Sementara bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cair dari urine kelinci ini juga cukup sederhana, yaitu urine kelinci, EM4 dan molase atau tetes tebu yang dicampurkan didalam jerigen kemudian diaduk hingga homogen.

Larutan didiamkan selama kurang lebih 2-3 minggu. Fermentasi berhasil jika larutan sudah tidak mengeluarkan bau seperti urine. Setiap 2-3 hari jerigen dibuka untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan.

Pengaplikasian pupuk ini dengan perbandingan 1:10, yaitu 1 liter pupuk cair untuk 10 liter air. Pemakaian umumnya dengan melakukan penyemprotan langsung pada tanaman terutama bagian daun.

Diungkapakan Ferry, Kegiatan ini telah dilaksanakan dan di implementasikan oleh Kelompok tani dan masyarakat dilahan pertanian.

Baca Juga :  Urung Jadi Pj Walikota, Sekda Pagar Alam Emban Tugas Baru

“hasilnya pun terbukti dapat menyuburkan dan juga meningkatkan hasil pertanian dan menekan biaya pengeluaran penggunaan pupuk anorganik,” ujarnya.

Kedepan, pihaknya juga akan melakukan rise kotoran sapi menjadi biogas yang nantinya supaya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat saat terjadi kelangkaan gas.

Tanharudin, salah seorang kelompok tani Tunas Baru menbahkan bahwa pendampingan yang sudah dilakukan oleh tim ahli, dosen maupun praktisi yang mau berinovasi patut di apresiasi serta mendapat dukungan.

“Karena tidak hanya memberikan pendampingan kepada kelompok tani, namun memeberi alternatif dalam menekan pembiayaan dengan hasil tani yang baik,” jelasnya. (ANA)

    Komentar