SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG- Beberapa Daerah Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mulai mengalami kekeringan. Akibatnya, Karhutla mulai marak terjadi ditengah kondisi kemarau yang menimpa Sumatra Selatan (Sumsel).
“Beberapa lahan mulai mengalami kekeringan. Kondisi ini menyebabkan potensi kebakaran meningkat,” ungkap Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, Kamis (24/8/2023).
Ansori menerangkan, ada tiga daerah masuk kategori rawan kebakaran per hari ini yakni, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), dan Banyuasin. Dari data BPBD Sumsel selama periode Januari-Agustus 2023 jumlah titik panas (Hotspot) terus meningkat mencapai 1.821 titik, jumlah tersebut. Bahkan di Ogan Ilir karhutla yang terjadi sudah bersifat menganggu karena terjadi di area jalan tol yang membuat asapnya berhembus ke tol.
“Titik panas terbanyak ada di periode Agustus dimana sampai saat ini sudah mencapai 653 titik,” jelas dia.
Dirinya tidak menampik masih banyak masyarakat yang membuka lahan dengan cara lama yakni, dibakar. Padahal, hal ini merupakan bentuk pidana, dan bisa dipenjara akibat membakar lahan. Masyarakat yang membakar lahan kerap abai dan tidak menjaga api yang dihidupkan sehingga mengakibatkan lahannya terbakar.
“Kita mengerahkan lima helikopter waterbombing untuk melakukan pemadaman di lokasi kebakaran,” jelas dia.
Komentar