Jadi Korban Proyek, Monumen Perjuangan Rakyat OKI Digusur. Disbudpar: Itu Cuma Tugu Biasa

SUARAPUBLIK.ID, OKI – Pembangunan rehab Masjid Agung Sholihin Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir, memberikan dampak digusurnya monumen perjuangan rakyat (Monpera) OKI. Penggusuran monumen perjuangan itu dilakukan karena proses pembangunan rehab masjid oleh Pemerintah Kabupaten OKI melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman membutuhkan pengkondisian lokasi.

Proses penggusuran Monumen Perjuangan Rakyat tersebut telah dilakukan lebih kurang tiga bulan lalu, oleh pelaksana proyek. Dan disinyalir tanpa pemberitahuan dan sepengetahuan pihak Kodim 0402 maupun Koramil Kayuagung.

Perwakilan dari pelaksana proyek yang tak ingin disebut namanya mengatakan, untuk kepentingan proses pembangunan, monumen perjuangan rakyat OKI harus dibongkar.

Namun sayangnya, pembongkaran monumen perjuangan rakyat OKI tersebut, disinyalir tanpa pemberitahuan baik secara lisan maupun surat kepada pihak-pihak terkait ataupun sesepuh.

“Monumen Perjuangan Rakyat OKI harusnya tetap berdiri, walau harus digeser tata letaknya,” kata salah seorang masyarakat OKI Deni di lokasi proyek, Selasa (8/11/2022).

Dia menjelaskan, jika digeser tata letaknya, maka tidak akan menghilangkan nilai sejarah dari Monumen Perjuangan Rakyat OKI. Dan pihak pelaksana pembangunan juga mestinya sanggup membiayai pemindahan monumen itu. Bukan dengan menghancurkan untuk kemudian merubah bentuknya menjadi bentuk lain.

“Kalau pun harus dihancurkan, seharusnya pelaksana proyek sanggup membuatkan monumen baru dengan kualitas yang lebih baik dari bangunan sebelumnya,” tegasnya.

Terkait dengan bentuk monumen yang baru, kata Deni, harusnya tetap di tata dan mempertimbangkan estetika.

“Namun syarat utamanya tidak boleh mengurangi nilai patriotisme serta masih dalam satu lokasi Kabupatenan,” ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten OKI Ahmadin Ilyas melalui Kabid Kebudayaan Ucok kepada media ini mengatakan bahwa tugu batu (monumen-red) itu adalah tugu biasa saja.

“Tugu batu itu (monpera OKI-red) menurut Ketua disitu ialah tugu batu biasa yang dibangun pada tahun 1982, dan ada tanda tangan prasasti dari menteri agama, pak Alamsyah Ratu dan rencananya akan dibangun lagi,” ungkap Ucok tanpa merinci bentuk dan lokasi bangunan monumen baru tersebut.

Sekedar informasi, Monumen perjuangan rakyat OKI merupakan monumen kebanggaan masyarakat Ogan Komering Ilir. Monumen itu menggambarkan sejarah dari kegigihan pasukan atau sekelompok pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan.

Monpera OKI juga merupakan satu di antara ikon yang terletak di Kota Kayuagung. Monumen ini terletak di Jalan Letnan Murod Kuring No.1112, Cintaraja, Kecamatan Kayu Agung, Ogan Komering Ilir. Warga Kota Kayuagung tentunya familiar dengan tugu yang satu ini. Dari luar monumen ini terlihat biasa saja. Dari luar, yang terlihat hanya sebuah bangunan dengan tugu yang tidak begitu tinggi yang diujung tugunya ada patung pejuang yang sedang memegang bambu runcing. Sementara di bagian bawahnya terdapat relief perjuangan para pejuang kala itu.

Monumen ini dibangun untuk mengenang semangat dan kegigihan para pejuang kala itu yang berhasil mengibarkan bendera merah putih di atas gedung Boen Syiu (Kabupaten) pada tanggal 11 Oktober 1945. Pengibaran bendera merah putih itu sendiri menandakan secara de facto mengakhiri pemerintahan Jepang di Bumi Ogan Komering Ilir.

Pada tahun 1982, pemerintah Indonesia meresmikan Monumen Perjuangan Rakyat OKI tersebut dan menjadi objek wisata sejarah Sumatera Selatan. Banyak warga Kota Kayuagung dan dari wilayah lainnya yang mampir atau sekedar melihat sejenak ke monumen ini.

Begitu masuk ke kawasan monumen, ternyata monumen ini cukup menarik untuk disambangi. Apalagi letaknya berada di halaman Masjid Agung Sholihin Kayuagung, monumen merupakan salah satu tempat bersejarah yang dulunya terdapat pertempuran melawan penjajah Belanda dan Jepang demi mempertahankan keutuhan negara pada 1945 silam.

Monpera OKI merupakan monumen yang banyak menceritakan sejarah tentang para pejuang negeri asal OKI. Dengan merawat monumen, sama artinya mengenang semangat sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa para pahlawan. (*)

    Komentar