SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Sinta Veronika Humas BMKG SMB II Palembang menjelaskan kondisi terik matahari yang terjadi beberapa hari terakhir, disebabkan oleh berkurangnya tutupan awan. Sebab menjelang awal musim kemarau ini potensi pertumbuhan awan hujan mulai mengalami penurunan.
Namun, dari potensi turun hujan masih tetap ada, karena wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan dan memiliki perairan yang luas, sehinggabair sebagai bahan baku hujan selalu tersedia menyebabkan proses konvektif tetap ada.
” Dalam hal ini faktor dinamika atmosfer yang dapat memengaruhi terjadinya hujan sekali waktu juga masih aktif. Hanya saja pasokan uap air yang tersedia tidak sebanyak pada saat musim hujan. Beberapa waktu ini adanya konvergensi dan belokan di sekitar Sumsel menyebabkan potensi hujan masih ada,” kata dia, saat di hubungi via wa, Selasa (17/5/2022).
Menurutnya, Sumsel akan mulai hampir tidak ada hujan dalam satu bulan biasanya terjadi pada saat puncak kemarau, diprakirakan terjadi pada bulan Juli dan September nanti.
Dalam menghadapi musim kemarau nanti, masyarakat diimbau untuk dapat beradaptasi dengan suhu udara maksimum di siang hari yang lebih panas, dibanding pada saat musim hujan.
“Menjaga lingkungan dengan tidak membakar hutan/lahan, mewaspadai potensi bahaya kebakaran di pemukiman serta menggunakan air bersih secara bijak,” pesannya. (Uci)
Komentar