Ini Daftar Sanksi Ekonomi yang Diterima Rusia Pasca Serang Ukraina

Internasional40 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, RUSIA – Invasi Rusia ke Ukraina menuai rentetan sanksi ekonomi sejalan dengan kebijakan pemimpin dunia menekan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Awalnya, sanksi hanya dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sebagian negara Uni Eropa saja, tapi memanasnya serangan Rusia menuju Kiev membuat makin banyak negara yang ikut menjatuhkan sanksi bagi Rusia.

Berikut adalah daftar sanksi berbagai negara ke Rusia:

1. Amerika Serikat

Pada Jumat (25/2/2022), Presiden AS Joe Biden memperluas sanksi bagi Rusia, termasuk bagi Putin dan Menteri Luar Negerinya Sergei Lavrov berupa larangan perjalanan untuk keduanya.

Biden merupakan kepala negara pertama yang memberikan sanksi, beberapa jam usai Putin mendeklarasikan operasi militer ke Ukraina.

Sanksi tahap pertama membidik empat bank Rusia, memotong lebih dari setengah impor teknologi Rusia, dan menargetkan beberapa oligarki negara itu.

AS juga melarang raksasa energi Gazprom dan 12 perusahaan besar lainnya untuk mengambil utang atau menambah modal lewat pasar keuangan barat.

Ekspor teknologi pertahanan dan aeronautika ke Rusia juga dibatasi dan 24 individu dan organisasi Belarusia yang dituduh mendukung dan membantu invasi Kremlin ke Ukraina akan menghadapi hukuman.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengumumkan pada Jumat lalu di Twitter bahwa AS akan menjatuhkan sanksi pada Dana Investasi Langsung Rusia, dana abadi negara itu.

2. Uni Eropa

Uni Eropa menambahkan Putin dan Lavrov ke daftar sanksi pada Jumat (25/2). Langkah tersebut disepakati dalam pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussel yang diadakan untuk mengadopsi paket sanksi keras terhadap Rusia yang mereka sebut ‘tanpa ampun’.

Baca Juga :  Ukraina Ledakkan Jembatan Menuju Ibu Kota Kiev, Cegah Rusia Masuk

Paket tersebut, yang disetujui oleh para pemimpin Uni Eropa, memukul sektor keuangan, energi dan transportasi Rusia, dan mengekang kemampuan Rusia untuk menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di bank-bank Uni Eropa.

Mereka juga menambah jumlah orang Rusia dalam daftar individu yang terkena sanksi Uni Eropa lewat pelarangan memasuki 27 negara blok tersebut dan pemblokiran asetnya di Uni Eropa.

3. Inggris
Pemerintah Inggris juga membekukan semua aset Putin dan Lavrov serta melarang jet oligarki dari wilayah udaranya mulai Jumat (25/2).

Kementerian Keuangan Inggris mengeluarkan pemberitahuan sanksi keuangan terhadap kedua pria itu, menambahkan mereka ke daftar oligarki Rusia yang properti dan rekening banknya dibekukan di Inggris.

Sebelumnya, Inggris telah membekukan aset bank Rusia VTB dan produsen senjata Rostec, juga melarang maskapai penerbangan utama Rusia Aeroflot dari wilayah udaranya. Selain itu, Inggirs menargetkan lima oligarki lagi yang dekat dengan Putin.

4. Kanada

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang telah berjanji akan menghukum Rusia turut mendesak kepala negara lain untuk menjatuhkan sanksi kepada Putin dan Lavrov.

Trudeau juga mengisyaratkan dukungan Kanada untuk menghapus Rusia dari sistem pembayaran SWIFT, bagian penting dari sistem perbankan global.

Dia menambahkan bakal mengenakan sanksi kepada Belarus karena bersekongkol dengan invasi Presiden Putin ke negara yang bebas dan berdaulat.

Sanksi baru yang ditujukan untuk menghukum lingkaran dalam Putin dan Lavrov akan menargetkan hampir 60 individu dan entitas, termasuk anggota elit, pejabat keamanan, bank, dan perusahaan keamanan swasta bayangan Rusia, kelompok Wagner.

Baca Juga :  Presiden Ukrania: Rusia Kirim Hampir 200 Ribu Tentara di Perbatasan

Kanada turut membatalkan izin ekspor untuk barang senilai US$550 juta di bidang kedirgantaraan, teknologi informasi, dan pertambangan.

5. Asia Pasifik

Sementara, reaksi yang muncul di seluruh Asia Pasifik bervariasi. India, yang memiliki hubungan dekat dengan Moskow dan merupakan pembeli utama senjata Rusia, sejauh ini menahan diri untuk tidak ikut dalam sanksi tersebut.

Kontras dengan Modi, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengkritik upaya Putin untuk mengubah status quo dengan paksa dan memberlakukan tindakan yang menargetkan ekspor semikonduktor dan lembaga keuangan.

Senada, Taiwan juga mengumumkan akan menghukum Rusia lewat kontrol ekspor chip ke Rusia. Walau belum jelas seperti apa bentuk sanksinya, namun Taiwan memastikan produsen chip mereka, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), akan mematuhi semua kebijakan ekspor.

Sebagai informasi, Taiwan merupakan negara produsen chip terbesar dunia dan TSMC adalah perusahaan paling berharga di Asia.

Di Australia, Perdana Menteri Scott Morrison meluncurkan sanksi fase kedua yang menargetkan 25 individu, empat lembaga keuangan, dan entitas yang terlibat dalam pengembangan dan penjualan perlengkapan militer.

Morrison menyebut gelombang lain akan diberlakukan setelah mereka yang bertanggung jawab atas serangan diidentifikasi. Dia menambahkan bahwa sanksi juga menargetkan anggota parlemen Rusia.

Morrison juga mengecam tanggapan China setelah Beijing mengatakan pihaknya memahami “kekhawatiran yang masuk akal” Moskow terhadap Ukraina dan mengumumkan akan meningkatkan impor gandum Rusia.

Baca Juga :  Presiden Ukraina Umumkan 137 Tewas, "Kini Kami Ditinggal Sendirian"

“Anda tidak seharusnya membantu Rusia di saat mereka menyerang negara lain,” katanya seperti dikutip cnn indonesia, Sabtu (26/2).

Sementara, reaksi yang muncul di seluruh Asia Pasifik bervariasi. India, yang memiliki hubungan dekat dengan Moskow dan merupakan pembeli utama senjata Rusia, sejauh ini menahan diri untuk tidak ikut dalam sanksi tersebut.

Kontras dengan Modi, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengkritik upaya Putin untuk mengubah status quo dengan paksa dan memberlakukan tindakan yang menargetkan ekspor semikonduktor dan lembaga keuangan.

Senada, Taiwan juga mengumumkan akan menghukum Rusia lewat kontrol ekspor chip ke Rusia. Walau belum jelas seperti apa bentuk sanksinya, namun Taiwan memastikan produsen chip mereka, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), akan mematuhi semua kebijakan ekspor.

Sebagai informasi, Taiwan merupakan negara produsen chip terbesar dunia dan TSMC adalah perusahaan paling berharga di Asia.

Di Australia, Perdana Menteri Scott Morrison meluncurkan sanksi fase kedua yang menargetkan 25 individu, empat lembaga keuangan, dan entitas yang terlibat dalam pengembangan dan penjualan perlengkapan militer.

Morrison menyebut gelombang lain akan diberlakukan setelah mereka yang bertanggung jawab atas serangan diidentifikasi. Dia menambahkan bahwa sanksi juga menargetkan anggota parlemen Rusia.

Morrison juga mengecam tanggapan China setelah Beijing mengatakan pihaknya memahami “kekhawatiran yang masuk akal” Moskow terhadap Ukraina dan mengumumkan akan meningkatkan impor gandum Rusia.

“Anda tidak seharusnya membantu Rusia di saat mereka menyerang negara lain,” katanya seperti dikutip dari AFP, Sabtu (26/2). (*)

    Komentar