SUARAPUBLIK. ID, Palembang – Para pedagang pasar memutuskan untuk mengurangi pasokan mereka akibat dari mahal harga cabai.
Kenaikan harga jual cabai meresahkan para pedagang. Para pedagang kecil mengeluh bahwa mereka tidak mampu secara modal untuk menjual cabai dalam jumlah normal seperti biasanya.
Keresahan ini juga dirasakan oleh Puat (62). Ia merupakan seorang pedagang di Pasar 10 Ulu Kota Palembang, Sumatera Selatan. Ia menjelaskan tentang betapa kesulitannya ia sekarang karena harga cabai yang kian mahal.
“Dak cukup kalo nak beli sekilo, saya cuma bisa membeli dengan modal 75 ribu”, ungkapnya.
“Cabe kecik juga cak itu, mahal nian”, jelasnya lagi.
Puat mengatakan dengan harga yang kian mahal ini penjualan pun kian sulit. Dengan jumlah pembelian yang menurun ia juga kesulitan untuk mendapatkan modal berjualannya.
Sehingga dia memutuskan untuk mengurangi pasokan agar modal yang ia punya cukup.
Berdasarkan sistem pemantauan kebutuhan pasar dan kebutuhan pokok kementerian perdagangan, pada akhir Mei harga cabai merah kriting masih ada pada angka 55 ribu per kilonya.
Namun sejak memasuki bulan juni harga cabai semakin hari kian mahal. Hingga saat ini harga cabai merah kriting mencapai kisaran angka 90 ribu per kilonya.
Kenaikan harga cabai ini diduga terjadi karena cuaca ekstrem seperti curah hujan yang tinggi dan juga banjir. Sehingga para petani harus menambah modal mereka untuk menjaga dan merawat pertumbuhan tanaman cabai.
Keadaan ini juga menyebabkan berkurangnya jumlah produksi yang berujung pada kenaikan harga.(Mg04)
Komentar