Gelar Diskusi Kelompok Terumpun, Pemprov Sumsel Ajak Anak Muda Budayakan Bahasa Daerah

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Diskusi Kelompok Terumpun (DKT) menggandeng Balai Besar Bahasa Provinsi Sumsel untuk mengajak anak muda membudayakan bahasa daerah yang ada.

Sekretatis Daerah (Sekda) Sumsel, Edward Candra menjelaskan Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya konkret pelestarian budaya lokal di tengah arus globalisasi. Sebab, bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan budaya yang tak ternilai.

“Bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga merupakan representasi dari jati diri, nilai sejarah, serta kearifan lokal suatu masyarakat,” jelasnya.

Baca Juga :  Peserta Pelatihan Local Community Leaders di Prabumulih Diharapkan dapat Bantu Koperasi Desa

Eksistensi bahasa daerah semakin tergerus oleh perkembangan zaman dan pengaruh global. Menurutnya, anak-anak muda lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing.

“Sementara bahasa ibu perlahan ditinggalkan. Jadi, upaya untuk merevitalisasi dan melestarikan bahasa daerah Sumsel menjadi sangat penting dan mendesak untuk dilakukan,” imbuhnya.

Ia menuturkan revitalisasi bahasa daerah bukan hanya tentang menyelamatkan kosakata atau ungkapan tradisional, melainkan mencakup pelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah yang melekat di dalamnya.

“Kita harap masyarakat, khususnya generasi muda kembali menjadikan bahasa daerah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Semoga nantinya akan lahir ide-ide dan solusi inovatif dalam menjaga eksistensi bahasa daerah,” tuturnya.

Baca Juga :  Sekda Sumsel Sebut Mendagri Bolehkan Pemda Gelar Giat di Hotel

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Balai Bahasa Provinsi Sumsel dan seluruh pihak yang mendukung kegiatan ini.

“Semoga diskusi ini menghasilkan rekomendasi bermanfaat yang dapat menginspirasi kita semua untuk lebih mencintai bahasa daerah,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Sumsel, Dessi Ari Pressanti, mengatakan kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2023 – 2024 terkait program revitalisasi terhadap enam bahasa daerah di Sumsel.

“Enam bahasa ini tersebar di enam kabupaten/kota, yakni OKU, OKU Timur, OKU Selatan, OKI, Muara Enim, dan Kota Palembang. Dari hasil uji vitalitas, hanya dua bahasa Komering dan Ogan yang dinyatakan masih aman, sementara empat lainnya mengalami kemunduran,” kata dia.

    Baca Juga :  Retret untuk Siswa di Sumsel Akan Dibagi Dua Alur

    Komentar