Diduga Salah Paham, Nurhamia Jadi Korban Penganiayaan

Kriminal36 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Malang dialami Nurhamia (22). Warga Lorong Prima H Akil Kecamatan SU I Palembang ini, sudah menjadi korban penganiayan yang dilakukan terlapor yakni TT.

Tak terima karena sudah menjadi korban penganiayaan, membuat Nurhamia pun melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polrestabes Palembang, pada Senin (14/8/2023).

Terlihat masih adanya luka lebam dan lecet dileher akibat cekikkan terlapor, Nurhamia menuturkan peristiwa yang dialaminya terjadi Minggu (13/8/2023), sekitar pukul 20.30 WIB, saat korban berada di Jalan KH Azhari Lorong Hijriah RT 18/05 Kelurahan 3-4 Ulu Kecamatan SU I Palembang.

Baca Juga :  Miris, Sumsel Peringkat Kedua Pemakai Narkoba Tertinggi di Indonesia

Berawal saat korban sedang masak, tidak lama kemudian terlapor datang ke tempat kejadian perkara (TKP), dan memanggil korban. Diduga ada salah paham selanjutnya terlapor langsung mencekik korban dan berkata; “Kau nihlah yang ngenalke ayuk aku ke Lanang itu, rumah tangga ayuk aku ancur”.

“Masalah ini sudah lama. Jadi begini, dua bulan lalu saya pernah video call (VC) dengan pacarnya. Lalu saat itu saya sedang bersama saudara perempuan terlapor yakni ID. Saat itu ketika saya VC ID ikut nimbrung di VC saya,” ungkapnya.

Baca Juga :  Diduga Dibuang dari Mobil Pelat Merah, ODGJ Meninggal Tergeletak di Lahan Kosong

Lanjutnya, tetapi saat itu bukanlah dirinya menyuruh ID untuk nimbrung di VC nya dan berkenalnya sama teman pacarnya. “Bukan tidak menyuruh ID untuk ada di belakang saya saat VC. Tetapi dia ikut sendiri. Nah masalah ID berkenalan dengan teman cowok saya pun saya tidak tahu,” ungkapnya.

Oleh itulah dirinya terpaksa melaporkan peristiwa ini ke Polrestabes Palembang. “Saya berharap laporan saya ditindaklanjuti dan terlapor ditangkap,” katanya.

Akibat peristiwa ini korban mengalami luka lebam dan lecet di bagian leher. Sementara, laporan korban sudah diterima petugas SPKT Polrestabes Palembang dan segera ditindaklanjuti petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). (ANA)

    Komentar