Debat Perdana Cabup Cawabup Muba: Lucianty Aktif, Toha Tohet Gugup

Musi Banyuasin396 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, MUBA – Debat kandidat Calon Bupati-Calon Wakil Bupati Muba pertama, Kamis (31/10/2024) malam di Gedung Dharma Wanita Sekayu yang diselenggarakan KPU Muba berjalan sukses.

Pantauan suasana debat tampak Cabup Muba nomor urut 01 Lucianty tampil lebih aktif dan lugas dalam menyampaikan visi misi serta menjawab pertanyaan dari panelis dan rival paslon 02.

Lucianty yang juga Mantan Ketua TP PKK Muba itu tampil kompak dengan bergantian menjawab pertanyaan bersama Cawabup Syaparudin. Berbeda dengan Calon Bupati 02 Toha Tohet yang tampak gugup dan lebih banyak mendorong Cawabup-nya Rohman untuk menjawab pertanyaan panelis dan rival paslon 01.

Baca Juga :  69 Anggota Polri dan 6 PNS Polres Muba Naik Pangkat

“Kalau kami mendapatkan amanah menjadi Bupati dan Wakil Bupati Muba nantinya kami akan memfasilitasi masyarakat desa dengan membuka lahan tanpa bakar untuk meningkatkan produktifitas lahan agar masyarakat pedesaan penghasilannya bertambah,” tegas Lucianty.

Sementara itu, Calon nomor urut 02 tampak kesulitan menanggapi beberapa pertanyaan sejak awal debat, bahkan sempat meminta wakilnya, Rohman, untuk menjawab pertanyaan mengenai infrastruktur jalan.

Namun, saat pertanyaan dari panelis Rudi Kurniawan mengenai upaya peningkatan kualitas demokrasi lokal disampaikan, Toha tampak percaya diri menjawabnya. Ia mengungkapkan gagasan untuk melakukan “kontrol publik” dengan cara mengunjungi rumah warga secara rutin.

Baca Juga :  Pemkab Muba Raih Indeks SPBE Tertinggi di Sumatera Selatan

“Kami akan melakukan kontrol publik. Dengan cara melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga, minimal satu bulan satu kali,” ucap Toha Tohet.

Bukannya mendapat simpati, jawaban ini justru menuai respons negatif, karena pendekatan tersebut dianggap tidak sesuai dengan prinsip demokrasi dan kebebasan berpendapat.

Alih-alih memperkuat demokrasi lokal dan mendekatkan hubungan dengan masyarakat, rencana tersebut dinilai berpotensi menimbulkan efek intimidasi.

Sebab, dalam demokrasi yang sehat, kebebasan berpendapat dan ruang publik yang terbuka merupakan fondasi penting bagi pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

Baca Juga :  Peringati HAB Ke-79, Kemenag Muba Gelar Bakti Sosial Donor Darah

“Jika benar akan melakukan kontrol publik, maka dia ini sesungguhnya tidak paham apa yang dimaksud dengan demokrasi. Lebih parahnya, kalau dia tidak berniat menyampaikan itu, justru dia sesungguhnya tidak paham dengan pertanyaan panelis,” kata pengamat Bagindo Togar.

    Komentar