SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Badan Usaha Logistik (Bulog) pusat akan kembali memproduksi beras saset ukuran 200 gram. Program ini menyambut baik wacana pusat yang ingin kembali memproduksi beras saset ukuran tersebut.
Kepala Kanwil Bulog Sumsel Babel Mohammad Alexander menjelaskan bahwa Bulog Sumatera Selatan Bangka Belitung (Sumsel Babel) menyambut baik peluncuruan beras saset tersebut. Sebelumnya Bulog sempat memproduksi beras saset pada tahun 2018.
“Beras saset ini untuk menyasar kalangan menengah ke bawah,” jelas Mohammad, Kamis (29/2/2024).
Menurut Mohammad rencana peluncuran kembali beras saset dapat menjadi program positif agar masyarakat mudah mendapatkan beras berkualitas dengan porsi minim.
“Beras saset ini sampai sekarang belum masif dan belum punya lagi produknya. Tapi jika dilihat untuk pasar, lebih pas peruntukkannya untuk anak kos, anak millenial, karena mempermudah dibawa traveling dan hiking,” ungkap Mohammad.
Kendati demikian, pihak Bulog menargetkan produk beras saset terjual hingga pelosok tanah air.
“Beras saset ini direncanakan dijual dengan harga mulai dari Rp 2.500 apabila produk tersebut memang akan diluncurkan kembali ke publik,” ujar Mohammad.
“Kalau memang ada intruksinya (memproduksi beras saset), kami Bulog Sumse Babel masih punya mesin untuk pengemasannya di gudang,” tambah Mohammad.
Animo masyarakat pada peluncuran awal beras saset bulog tahun 2018 secara umum diterima publik dengan positif. Namun, karena proses produksi tidak berlanjut dan tanpa kontinuitas, produk perlahan berhenti beredar.
“Ada pernah di Papua, antusiasnya (sambut beras saset) di pelosok, di pedasaan, animonya bagus, tetapi ya karena tidak kontinyu ditambah marketingnya kurang, jadinya terhenti,” terang Mohammad.
Bulog Sumsel berharap ke depan pemerintah juga dapat mendukung program-program unggulan pengadaan beras lokal serta produksi beras kualitas baik dari petani daerah untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
“Kalau ada lagi (beras saset) kami berharap ke Pemda dan pusat untuk support milik (beras) lokal dan meningkatkan produksi gabah. Paling tidak Bulog berharap ada seribu ton beras lokal yang memenuhi gudang,” tutur Mohammad. (ANA)
Komentar