SUARAPUBLIK.ID, PAGAR ALAM – Intensitas curah hujan yang dinilai masih rendah, membuat sejumlah petani di wilayah kota Pagar Alam menunda tanam padi. Hal ini membuat serapan bantuan benih padi kepada kelompok tani (Poktan), belum seluruhnya disemai.
“Bantuan benih padi yang sudah digelontorkan beberapa waktu lalu oleh petani penerima, masih ada yang menunggu penghujan untuk melakukan penanaman,” ujar Kepala Dinas Pertanian Pagar Alam, Gunsono Mekson, Jum’at (20/8/2021).
Dia menyebutkan, jika bantuan benih sebanyak 25 ton jenis Ciherang dan Mekongga tersebut untuk kebutuhan tanam mencapai sekitar 1.000 hektar. Dengan kebutuhan benih hingga 25 kilogram per hektar tanamnya.
Sisi lain, untuk mencukupi kebutuhan benih tidak menutup kemungkinan sebagian petani membuat benih padi sendiri. Sementara untuk musim penghujan, diperkirakan sekitar Agustus atau September ini petani mulai melakukan tanam.
“Sebab, bulan-bulan sebelumnya curah hujan tidak memungkinkan melakukan tanam di beberapa pertanian yang ada di wilayah Pagar Alam. Sejauh ini, dari 25 ton bantuan benih dari Kementan RI pada Juni, baru sekitar 200 hektar yang sudah melakukan tanam,” terangnya.
Sementara untuk bantuan benih padi sebanyak 25 ton dengan varietas Mekongga dan Ciherang, ditujukan kepada sekitar 73 kelompok tani. Bantuan ini dengan varietas permintaan petani di Pagar Alam, dengan varietas 16,5 ton benih Mekongga dan 8,5 ton benih Ciherang.
Ia mengatakan, adanya bantuan benih padi ini bukan untuk pertama kalinya, namun tahun-tahun sebelumnya sudah dilakukan. Petani terbantu dengan adanya bantuan benih mereka tak lagi membeli benih padi.
“Yang jelas, mengurangi cost atau biaya tanam yang dilakukan petani, karena ada bantun benih,” terangnya. (ANA)
Komentar