SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Anak berkebutuhan khusus (ABK) berinisial C melakukan penganiayaan terhadap adik kelasnya. Aksi penganiayaan itu terjadi di sekolah swasta di Jalan Kapten Marzuki, Kelurahan Ilir D III, Kecamatan Ilir Timur (IT) I Palembang, Senin (5/8/24) lalu.
Akibat dari peristiwa tersebut, korban berinisial M (M) harus dirawat di Rumah Sakit (RS) Charitas Palembang. Tak terima, orang tua korban melaporkan peristiwa tersebut ke SPKT Polda Sumsel.
Cornelia orang tua korban menceritakan, dirinya mendapatkan telepon dari guru kalau sang anak dipukul oleh temannya saat jam istirahat. Setelah dihubungi dirinya langsung mendatangi sekolah untuk memastikan kejadian yang dialami anaknya.
“Anak saya itu dipukul kakak kelasnya yang duduk di kelas 6, sementara anak saya kelas 5. Kebetulan yang terlapor berinisial C ini anak berkebutuhan khusus,” cerita Cornelia, Kamis (8/8/2024).
Setelah kejadian tersebut dirinya langsung mengajak anaknya pergi ke RS Charitas untuk divisum. Karena anaknya dipukul oleh kakak kelasnya di bagian dada perut serta di selangkangan paha kanannya.
“Anak saya disandarkan oleh terlapor di dinding, kemudian perutnya dipukul dengan tumit terlapor sebanyak tiga kali,” ungkap Cornelia.
“Tak sampai disitu, dia (terlapor) juga menendang selangkangan paha anak saya,” sambung Cornelia.
Adapun kronologi singkatnya, berawal anaknya melihat temannya bermain bola dari lantai lima. Kemudian bertemu terlapor, setelah itu terlapor langsung memukul.
“Setelah kejadian anak saya baru cerita kalau dirinya sudah sering dipukul oleh terlapor sejak kelas 4,” terang Cornelia.
Kata Cornelia, dirinya sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah agar yang bersangkutan dikeluarkan dari sekolah tersebut.
“Sehingga peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi,
anak-anak yang lain juga aman, ” kata Cornelia.
“Jangan salah loh, anak berkebutuhan khusus ini tenaganya kuat, kalau kita melarang anak yang normal pasti takut. Kalau ini justru melawan dan komunikasi tidak nyambung, dari itu saya meminta pihak sekolah agar mengeluarkan terlapor dari sekolah,” tutur Cornelia. (ANA)
Komentar