Suarapublik.id, Lahat – Akhir Desember 2021 silam, di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, tepatnya di Desa Penandingan terjadi banjir bandang, sehingga jerambah (Jembatan, red) Ayek Penindaian sepanjang lebih kurang 10 meter dan lebar 4 meter ambruk. Sehingga puluhan ton hasil bumi berupa kopi dan padi sulit dibawa keluar.
Merlysa Oktavera (38) warga Desa Penandingan membenarkan, kejadian ambruknya jerambah tersebut sebenarnya dua kali, peristiwanya pada tahun yang sama.
“Pertama waktu bulan puasa, itupun kondisinya sudah setengah ambruk, tetapi, kendaraan roda dua dan empat masih bisa melintas,” terangnya, Jumat (11/3/2022).
Dirinya menambahkan, barulah banjir bandang ke dua, diakhir Desember 2021 betul-betul ambruk dengan kedalaman 3 meter.
“Akses tersebut, merupakan jalan usaha tani (JUT), setidaknya ratusan hektar sawah dan kebun ada disana. Kini warga harus menempuh jalan kaki, dan kendaraan mesti ditinggalkan mengingat jerambah tidak bisa digunakan lagi,” beber Merlysa.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Penandingan, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Leo Andika SE membenarkan, ambruknya jembatan tersebut sudah dilaporkan kepada pihak kecamatan maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Mereka (BPBD Lahat, red) telah turun ke lokasi dan melihat langsung kondisi jembatan dimaksud,” ulasnya.
Dirinya berharap, agar kiranya instansi terkait dapat memperbaiki Jembatan Ayek Penindaian, sebab, banyak warga berkebun dan bercocok tanam padi.
“Ada akses lain, akan tetapi, jarak tempuhnya terlalu jauh menuju ke sawah dan kebun. Oleh karena itulah, besar harapan kami, supaya segera diperbaiki,” pungkas Leo Andika.
Komentar