Afghanistan Negara dengan Kekerasan Agama Terburuk

Internasional46 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, JAKARTA – Satu studi menunjukkan Afghanistan menjadi negara dengan kekerasan berbasis agama tertinggi di dunia, menyalip posisi Korea Utara.

Laporan yang disusun organisasi pengawas penganiayaan agama asal California, Open Doors USA, itu dirilis pada Rabu (19/1/2022), dikutip dari cnn indonesia, Jumat (21/1/2022). Studi itu meneliti negara-negara dengan tingkat penganiayaan dan diskriminasi terhadap orang-orang beragama yang tinggi.

Merujuk pada studi itu, Korea Utara menjadi negara pelanggar kebebasan beragama nomor wahid di dunia selama dua dekade terakhir.

Namun tahun ini, posisi itu diambil alih Afghanistan, usai Taliban menguasai negara tersebut dan membuat situasi semakin buruk bagi orang Kristen.

Baca Juga :  Tyson Diajak Duel Youtuber Demi Rp 717 Miliar ?

“Setiap orang Kristen di Afghanistan bersembunyi atau dalam pelarian,” kata Presiden dan CEO Open Doors USA, David Curry, seperti dikutip Newsweek.

Curry mengatakan, banyak orang Kristen melarikan diri dari negara itu untuk melindungi keluarga mereka, karena Taliban kerap masuk ke rumah warga. Mereka kemudian menculik gadis-gadis yang ada di dalam rumah untuk dinikahkan dengan anggota Taliban.

“Perempuan Kristen adalah kelompok paling rentan di dunia saat ini,” ucap Curry.

Menurut mereka, umat Kristen merupakan kelompok yang paling teraniaya di dunia. Berdasarkan riset mereka, 360 juta orang Kristen meyakini mereka terancam mengalami penganiayaan dari Hindu radikal atau Muslim.

Baca Juga :  Tyson Diajak Duel Youtuber Demi Rp 717 Miliar ?

Dari jumlah tersebut, lebih dari 312 juta orang Kristen mengalami penganiayaan tingkat ekstrem. Jika ditarik rata-rata, berarti 1 dari 7 orang Kristen di dunia mengalami kekerasan ekstrem.

Menurut studi Open Doors, 11 negara pelanggar utama kekerasan agama adalah Afghanistan, Korea Utara, Somalia, Libya, Yaman, Eritrea, Nigeria, Pakistan, Iran, India, dan Arab Saudi.

Mereka juga menyinggung China dan Myanmar. China berada di urutan ke 17 soal penganiayaan agama ini. Menurut laporan itu, potensi kejahatan di China begitu mengerikan.

Laporan ini dirilis ketika Afghanistan sedang dalam krisis politik dan kemanusiaan usai Taliban berhasil mengambil alih negara itu pada 15 Agustus 2021 lalu.

Baca Juga :  Tyson Diajak Duel Youtuber Demi Rp 717 Miliar ?

Sebelum periode itu, Afghanistan yang mayoritas penduduknya beraliran Sunni disebut kerap menargetkan sesama umat Muslim berpaham Syiah, yaitu suku Hazara.

Keadaan semakin pelik saat Taliban menerapkan aturan berbasis syariat Islam, seolah tak ada warga yang memeluk agama lain.

Taliban juga membatasi ruang gerak perempuan. Mereka tak boleh keluar tanpa wali, harus mengenakan hijab, tak boleh berolahraga di ruang publik, dan tak ada satupun perempuan yang bekerja di pemerintahan. (*)

    Komentar