SUARAPUBLIK.ID, PAGAR ALAM – Menunaikan Rukun Islam kelima, yakni menjalankan ibadah Haji tentu menjadi keinginan umat muslim di seluruh dunia. Termasuk juga Indonesia dan di Kota Pagar Alam.
Namun, tantangan yang harus dihadapi pun cukup besar, mulai dari biaya yang tinggi hingga antrean naik Haji, yang saat ini mencapai 22 tahun. Khusus di Pagar Alam, pada masa pandemi COVID-19 ini, pendaftar haji tidak hanya generasi senior saja, melainkan pula didominasi oleh kaum muda, dengan rentan usia 35 tahun.
“Saat ini untuk pendaftar haji bisa dibilang lebih didominasi kaum muda atau usia muda. Demikian juga dengan daftar tunggu haji lama, 22 tahun. Kalau mendaftar sudah tua, otomatis sudah lansia,” ungkap Kasi Pelayanan Haji dan Umroh Kakemenag Pagar Alam, Silahuddin, Rabu (22/9/2021).
Menurut Silahuddin, dimungkinkan untuk mendaftar haji di usia muda ketika belum menyekolahkan anak. Sehingga biaya-biaya pengeluaran belum begitu banyak terpakai. Untuk Kota Pagar Alam pendaftar haji hingga per 21 September 2021 ada 169 orang. Pembatalan 13 orang, pelimpahan 13 orang dan waiting list 3.294 orang.
“Secara keseluruhan untuk Sumsel, mendapatkan kuota 6.890 orang dan waiting list mencapai 142,493 orang,” terangnya.
Diakui Silahuddin, sejauh ini pendaftar haji rata-rata usia muda dengan rentan usia 35 tahun. Karena, menurut mereka pergi haji pada usia muda, akan memudahkan pelaksanaan ibadah yang memerlukan fisik, terlebih dengan masa tunggu bisa mencapai 22 tahun.
“Adanya antusiasme pendaftar muda berhaji, kita tentu menyambut baik. Sebab apa yang kita sosialisasikan bahwa mendaftar haji di usia dini jauh lebih baik. Karena haji tidak hanya ibadah jiwa, tapi juga ibadah kekuatan fisik, dengan serangkaian giat yang dijalani,” ungkapnya.
Lebih jauh Silahuddin pun mengimbau, kepada seluruh masyarakat Pagar Alam, karena masa tunggu lama 22 tahun, begitu juga kedepan kemungkinan bisa lebih.
Sebaiknya, daftar haji di masa-masa usia anak Sekolah Dasar (SD), kalau usia anak sudah masuk SMP atau SMA, tentu pemikiran biaya haji, akan terfokus kepada biaya anak Sekolah.
Silahuddin berharap, dengan banyaknya pendaftar haji di usia muda, otomatis dalam bimbingan haji lebih mudah dan terarah.
“Dari segi bimbingan, tentu akan jauh lebih mudah, bila dibandingkan dengan memberikan bimbingan kepada pendaftar haji Lansia, yang butuh bimbingan ekstra,” terangnya. (ANA)
Komentar