SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG- Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Ogan Ilir terus terjadi. Bahkan sampai saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ogan Ilir mencatat sudah ada 400 hektar lahan terbakar di wilayah berbatasan langsung dengan Kota Palembang selama musim kemarau ini.
Adapun daerah yang cukup banyak terjadi karhutla di Ogan Ilir yakni di kecamatan Indralaya, Indralaya Utara, Pemulutan dan Pemulutan Barat. Kepala Pelaksana BPBD Ogan Ilir, Edi Rachmat, menjelaskan, ada 400 hektar lahan yang terbakar dan masih butuh pemadaman intensif. “Ada empat wilayah kecamatan dan semuanya sekitar 400 hektar lahan yang sudah terbakar,” jelasnya, kemarin.
Ia menjelaskan karhutla di Ogan Ilir pada musim kemarau 2023 dipengaruhi fenomena El Nino. Karenanya agar karhutla tidak makin meluas, pihaknya mengintensifkan tim di lapangan untuk bergerak cepat memadamkan kebakaran lahan. Pihaknya pun didukung aparat TNI, Polri, Manggala Agni dan instansi terkait melakukan patroli dan pemadaman.
Diakuinya, dalam beberapa hari terakhir, intensitas kebakaran sangat tinggi terjadi di wilayah Indralaya Utara dan Pemulutan Barat. Akibatnya kabut asap melanda jalan lintas Sumatera (jalinsum) dan Tol Palembang-Indralaya (Palindra).
“Pemadaman kebakaran terhambat karena sumber air di kanal dan embung yang mengering. Sehingga tim satgas karhutla di lapangan terus berusaha mencari sumber air yang masih ada,” ujar Edi. Menurutnya, sebagian besar penyebab kebakaran akibat ulah manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja.
“Sebanyak 99 persen kebakaran akibat ulah manusia. Hanya 1 persen karena faktor alam,” jelas Edi. Selain itu, dalam kegiatan patroli, petugas gabungan melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran untuk kepentingan apapun selama musim kemarau ini.
“Dan jika ada masyarakat yang terbukti secara sengaja melakukan kegiatan pembakaran lahan maka akan dikenai sanksi berat,” jelasnya. Sementara itu, Kapolres Ogan Ilir, AKBP Andi Baso Rahman menjelaskan ada dugaan karhutla yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir akibat ulah masyarakat yang secara sengaja membakar untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan.
“Untuk mengungkap kasus pembakaran lahan secara sengaja itu, kami sedang melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan sejumlah saksi,” ujarnya.
Selain penyelidikan, sebagai tindakan antisipasi karhutla terjadi akibat ulah manusia, pihaknya terus memberikan peringatan keras kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan membakar apapun di lahan sekitar permukiman dan desanya pada musim kemarau ini karena tindakan itu perbuatan melawan hukum.
Dilain sisi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel terus mengoptimalkan enam unit helikopter pengebom air (water bombing) untuk mengatasi karhutla di Sumsel. “Helikopter water bombing yang memiliki kemampuan membawa 5.000 liter air bantuan pusat yang ada di daerah ini pengoperasiannya dioptimalkan untuk membantu pemadaman api dan pendinginan pada kawasan hutan dan lahan yang sulit dijangkau tim patroli darat,” kata Kepala BPBD Sumsel Iriansyah.
Ia menjelaskan, kegiatan pemadaman dan pendinginan menggunakan helikopter pengebom air sekarang ini difokuskan di wilayah Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin. Menurutnya, tiga daerah ini menjadi fokus perhatian karena cukup rentan terjadi karhutla dan dalam beberapa bulan terakhir telah terjadi kebakaran lahan mencapai ratusan hektar.
Untuk mencegah terjadinya karhutla yang lebih besar, pihaknya terus berupaya meningkatkan patroli darat dan udara guna melakukan pengecekan kawasan hutan dan lahan pertanian atau perkebunan yang dipetakan rawan terbakar.
“Dengan tindakan cepat dan tepat, diharapkan karhutla dapat dikendalikan sehingga tidak terjadi kebakaran besar yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan serta gangguan kesehatan serta aktivitas masyarakat akibat asap yang ditimbulkan,” pungkasnya.
Komentar