Ukraina Ledakkan Jembatan Menuju Ibu Kota Kiev, Cegah Rusia Masuk

Internasional40 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, UKRAINA – Ukraina meledakkan satu jembatan menuju ibu kota mereka, Kiev, demi mencegah pasukan Rusia masuk lebih jauh di hari kedua invasi pada Jumat (25/2/2022).

Kementerian Pertahanan Ukraina mengonfirmasi bahwa militer menghancurkan jembatan di Sungai Teteriv, yang terletak 50 kilometer di utara Kiev, ketika tersiar kabar pasukan Rusia mulai mendekat.

Sebagaimana dilansir CNN indonesia, Jumat (25/2/2022), Kemenhan Ukraina mengklaim bahwa operasi penghancuran jembatan itu berhasil menghambat laju pasukan Rusia.

Operasi ini dilancarkan tak lama setelah sejumlah pejabat AS memperkirakan pasukan Rusia sudah mulai masuk ke Kiev melalui perbatasan Belarus, yang berjarak hanya 32 kilometer dari ibu kota.

Tak lama setelah laporan ini datang, ledakan terdengar di Kiev, membuat situasi semakin mencekam. Laporan ini memicu kekhawatiran terjadi perang kota.

Baca Juga :  Presiden Ukrania: Rusia Kirim Hampir 200 Ribu Tentara di Perbatasan

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan bahwa pasukan Rusia mengincar dirinya. Namun, ia bersumpah tak akan meninggalkan negaranya.

Perang ini berkecamuk setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, resmi memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Moskow, pada Kamis.

Namun kemudian, Ukraina melaporkan bahwa mereka diserang dari tiga sisi, yaitu Belarus di utara, perbatasan dengan Rusia di timur, dan Crimea di selatan.

Zelensky melaporkan bahwa 137 orang tewas akibat gempuran Rusia sepanjang hari pertama invasi.

Hingga kini, perang masih berkecamuk. Pasukan Rusia terus bermanuver, sementara itu militer Ukraina membalas serangan demi mempertahankan diri.

Warga Ukraina dilanda kepanikan usai agresi militer Rusia di ibu kota Kiev. Warga yang panik itu pun memborong bahan bakar minyak (BBM) atau bensin dan rela mengantre berjam-jam.
Padahal, pemerintah setempat mengimbau warga untuk tinggal di rumah masing-masing. Tapi, warga yang panik berbondong-bondong meninggalkan ibu kota dan menyerbu jalanan mencari kota-kota yang lebih aman.

Baca Juga :  Presiden Ukrania: Rusia Kirim Hampir 200 Ribu Tentara di Perbatasan

Bahkan, jalan utama keluar dari Kiev menuju perbatasan Polandia pun padat kendaraan. Dilansir dari Daily Mail, warga hendak kabur meninggalkan Kiev menuju ke barat atau menjauh dari lokasi yang diserang Rusia.

Akibat kepanikan warga, SPBU di Ukraina mulai membatasi pengisian bahan bakar yang dapat dibeli oleh konsumen dalam satu kali transaksi.

Selain itu, aparat menyebut bahwa SPBU akan memprioritaskan bahan bakar dan solar untuk pasukan militer dan layanan infrastruktur penting.

Sementara itu, aplikasi taksi daring Uber, yang telah beroperasi di Ukraina sejak 2016, pun berhenti beroperasi di Kiev. Dalam pernyataan resmi, Uber mengungkapkan bahwa layanannya tidak tersedia sementara waktu ini di Kiev, Lviv, Kharkiv, maupun Odesa, atau kota-kota yang berhadapan dengan pasukan Rusia.

Baca Juga :  Presiden Ukrania: Rusia Kirim Hampir 200 Ribu Tentara di Perbatasan

“Karena meningkatnya ketegangan geopolitik, kami memutuskan untuk menangguhkan sementara program perjalanan. Keamanan semua pengguna aplikasi adalah prioritas utama kami. Kami akan terus memantau keadaan dan berharap situasi ini hanya sementara,” tulis pernyataan Uber.

Sebagai informasi, ledakan terjadi di Kiev dan Kharkiv tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi militer ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022). (*)

    Komentar